arrahmahnews

Video: Teroris MKO Akui Organisir Kerusuhan di Iran

Iran, ARRAHMAHNEWS.COM Pemimpin kelompok teroris Iran yang didukung AS, Maryam Rajavi, secara blak-blakan mengakui telah mengorganisir kerusuhan baru-baru ini di Iran. Pengakuan ini diposting di situs resmi Rajavi, sebelum kemudian dihapus.

“Gerakan [kerusuhan] ini diorganisir dengan baik oleh Organisasi Mujahedin-e Khalq (MKO) dengan menggunakan pusat-pusat pemberontak,” kata Rajavi, yang mengepalai MKO. “[Kami menganggap] Dewan Nasional Perlawanan Iran [didirikan oleh kami] sebagai alternatif dari rezim saat ini,” katanya.

BACA JUGA:

Video: Teroris MKO Akui Organisir Kerusuhan di Iran

Maryam Rajavi

Pernyataan Rajavi ini telah dihapus dari situs webnya beberapa jam kemudian.

Sebelumnya, Kantor Berita Republik Islam (IRNA) melaporkan bahwa Rajavi, yang biasa menyebut dirinya “presiden Dewan Nasional Perlawanan Iran,” mengumumkan “tawaran presiden untuk masa transisi” di media sosial. Rajavi dan suaminya, Massoud, bertanggung jawab atas kematian 17.000 warga Iran yang tidak bersalah.

Massoud Rajavi adalah pendiri Organisasi Mujahidin Rakyat Iran. Pada tahun 1980-an, organisasi ini melakukan perlawanan terhadap pimpinan Republik Islam Iran dan melakukan serangan teror.

Belakangan, kelompok ini pindah ke Prancis dan AS. Selama pemerintahan Saddam Hussein di Irak, organisasi tersebut beroperasi dari wilayah Irak dan ikut serta dalam perang melawan Iran.

Organisasi itu dianggap teroris tidak hanya di Iran, tetapi juga di Barat. Namun, kemudian, AS dan Inggris menghapus organisasi tersebut dari daftar hitamnya. Kelompok tersebut secara terbuka menyatakan tujuannya untuk menggulingkan pemerintah Iran saat ini.

Gelombang protes pecah di Iran pada 16 September setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun. Menurut versi resmi, polisi menahan Amini karena mengenakan jilbab yang tidak semestinya. Saat ditanyai, dia mengalami serangan jantung, yang mengakibatkan kematiannya.

Media sosial, bagaimanapun, menyebarkan berita bahwa Amini telah dipukuli oleh polisi. Pada 7 Oktober, Organisasi Forensik Iran menerbitkan laporan medis resmi yang mengatakan bahwa kematian wanita itu lebih disebabkan oleh penyakit dan bukan pemukulan. (ARN)

Sumber: TASS

GoogleNews

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: