Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut Michael Wilson, kepala strategi ekuitas AS Morgan Stanley memperkirakan bahwa “Saham AS akan mengalami penurunan yang jauh lebih tajam daripada sebagian besar proyeksi pesimistis yang digariskan.”
Dalam catatan penelitian yang dilihat oleh Bloomberg, analis itu mengatakan bahwa resesi akan memperburuk penurunan tahunan terbesar di pasar ekuitas sejak krisis keuangan global.
BACA JUGA:
- Anjlok, Pasar Saham AS Alami Hari Terburuk Tahun Ini
- Bursa Saham AS Anjlok Pasca Pengumuman Penyelidikan Hillary Clinton
Wilson menambahkan bahwa S&P 500 bisa turun jauh lebih rendah dari 3.500 hingga 3.600 poin yang diperkirakan pasar saat ini, jika terjadi resesi ringan.
“Konsensus mungkin benar secara arah, tetapi salah dalam hal besaran,” katanya, seraya menambahkan bahwa benchmark bisa berada di bawah sekitar 3.000 poin, atau sekitar 22% dibandingkan level saat ini.
“Analis memperingatkan, bagaimanapun, bahwa sementara puncak inflasi akan mendukung pasar obligasi, “itu juga sangat negatif untuk profitabilitas.” Margin akan terus mengecewakan hingga 2023,” tambahnya.
Sementara itu, analis di Goldman Sachs dilaporkan memperkirakan dampak positif dari pembukaan kembali ekonomi China pasca-COVID akan dibayangi oleh tekanan pada margin keuntungan, perubahan kebijakan pajak perusahaan AS, bersama dengan resesi yang membayangi.
Ahli strategi Deutsche Bank Group juga mengatakan bahwa pendapatan AS akan menurun selama tahun ini, menambahkan bahwa saham dapat naik melalui musim pelaporan kuartal keempat karena aksi jual akhir tahun dan posisi investor yang rendah. (ARN)
Sumber: Al-Ahednews
