Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut media Israel, Yediot Ahronot, 80.000 warga Israel berdemonstrasi di Tel Aviv, dimana ini merupakan kerumunan terbesar menentang pemerintah Israel selama bertahun-tahun. Kemudian 2.000 lainnya berdemonstrasi di Haifa dan lebih dari 1.500 di Yerusalem sebagai protes terhadap pemerintah Benjamin Netanyahu.
Seruan “Bibi pulang!” dan “tidak untuk fasisme!” terdengar di lautan manusia di Habima Square di pusat Tel Aviv, sementara sejumlah anggota parlemen menyerukan warga Israel untuk ‘terus berjuang’ bagi demokrasi.
BACA JUGA:
- Puluhan Ribu Warga Israel Demo Tolak RUU Kekebalan Hukum bagi Netanyahu
- Israel Diguncang Demo Kecam Pemerintahan Baru Netanyahu
Anggota parlemen Alan Schuster dari partai Persatuan Nasional mengatakan kepada Jewish News pada demo akbar tersebut bahwa menurutnya Israel tidak sedang menuju perang saudara, seperti yang telah diperingatkan oleh beberapa jurnalis dan pakar, tetapi negara itu berada di lereng yang licin menuju fasisme.
“Masih mungkin untuk menghentikannya. Itu sebabnya kami akan terus berdemonstrasi. Netanyahu akan merasakan negara berguncang,” kata Schuster.
Over 80,000 Israelis demonstrating across Israel tonight against Netanyahu and his government’s plan to curb the Supreme Court’s power pic.twitter.com/xIbNoPMFnp
— Jotam Confino (@mrconfino) January 14, 2023
Shai dari pusat kota Beersheba mengatakan kepada Jewish News bahwa Netanyahu tidak dapat dipercaya untuk melindungi demokrasi karena “konflik kepentingan yang sangat besar. Dia diadili karena korupsi, bagaimana dia bisa mengubah sistem peradilan kita?”
Mantan Presiden Mahkamah Agung Ayala Procaccia berbicara pada demo akbar di Habima Square, mengatakan “negara tempat para hakim keluar untuk memprotes adalah negara di mana semua garis dilanggar.” (ARN)
