Korea Selatan, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekitar 500 orang dievakuasi pada hari Jumat setelah kebakaran terjadi di sebuah kota kumuh di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Otoritas pemadam kebakaran mengungkap hal ini.
Menurut laporan media, api mulai membara pada pukul 6:27 pagi di Desa Guryong di Seoul selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 660 rumah tangga.
BACA JUGA:
- Pangkalan Militer Utama AS di Suriah Diserang 3 Drone Tempur
- Mantan Petinggi Korsel Ditangkap atas Insiden Penembakan
Sekitar 40 rumah di area seluas 1.700 meter persegi telah hancur, kata petugas pemadam kebakaran, dengan sekitar 290 petugas pemadam kebakaran, 10 helikopter dan petugas polisi dikerahkan untuk mengatasi kobaran api. Tidak ada korban yang dilaporkan.
“Presiden Yoon Suk Yeol, yang berada di Swiss untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia, menyerukan upaya habis-habisan untuk meminimalkan kerusakan dan memobilisasi semua petugas pemadam kebakaran dan peralatan yang tersedia,” kata juru bicaranya Kim Eun-hye.
“Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min juga menginstruksikan para pejabat untuk mencegah kerusakan sekunder dan melindungi penduduk di daerah terdekat,” kata kementerian tersebut.
BACA JUGA:
- Latihan Perang, Korut Sasar Target Utama AS dan Korsel
- Desak Korsel-AS Hentikan Latihan, Korut Ancam Balasan Keras
Sebagai salah satu daerah kumuh terakhir yang tersisa, desa ini adalah simbol ketidaksetaraan di ekonomi terbesar keempat di Asia, karena berada tepat di sebelah distrik Gangnam yang makmur dan mewah.
Daerah tersebut juga rawan kebakaran, banjir, dan bencana lainnya, dengan banyak rumah yang dibangun menggunakan kardus dan kayu, serta penduduk yang terpapar masalah keselamatan dan kesehatan.
Rencana untuk pembangunan kembali dan relokasi hanya menghasilkan sedikit kemajuan di tengah tarik-menarik selama puluhan tahun antara pemilik tanah, penduduk, dan pihak berwenang.
Seoul mengatakan Walikota Oh Se-hoon mengunjungi desa tersebut dan meminta para pejabat untuk menyusun langkah-langkah untuk merelokasi keluarga yang terkena dampak kebakaran. (ARN)
Sumber: MehrNews
