Jerman, ARRAHMAHNEWS.COM – Masyarakat Jerman menggelar unjuk rasa di Berlin untuk memprotes keputusan pemerintah mengirim tank tempur ke Kiev, dan mengecam Amerika Serikat sebagai pendorong utama perang di Ukraina.
Demonstran, yang turun ke jalan pada hari Jumat, menentang eskalasi konflik regional dan menyerukan penghentian bantuan yang melengkapi Ukraina dengan senjata mematikan.
BACA JUGA:
Para pengunjuk rasa menyatakan penentangan mereka terhadap bantuan militer berkelanjutan dari Jerman dan anggota NATO lainnya dan menuntut penyelesaian konflik secara damai melalui jalur diplomatik. saluran.
Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti “berhenti meningkatkan konflik”, “berhenti mengirimkan senjata”, dan “mundur dari NATO”.
“Kami di sini untuk memprotes penyediaan tank tempur utama Jerman ke Ukraina, karena hal itu meningkatkan konflik, memperburuk ketegangan, dan semakin melibatkan Jerman,” kata pengunjuk rasa Ulrich Kotek.
“Kami sangat prihatin dan terancam, dan kami takut terlibat perang. Kita tidak boleh memulai perang lagi,” kata pengunjuk rasa lainnya.
BACA JUGA:
- Saudari Kim Jong-Un Kecam Langkah Keji AS di Ukraina
- Presiden Brasil Tolak Jual Amunisi Tank ke Jerman untuk Ukraina
Perkembangan tersebut terjadi setelah pada hari Rabu pemerintah Jerman memutuskan untuk memberikan 14 tank Leopard 2 kepada pemerintah Ukraina dan memberikan lampu hijau kepada negara-negara Eropa lainnya juga.
Majalah Spiegel melaporkan bahwa sekutu Jerman lainnya, termasuk Skandinavia, berniat untuk mengikuti Jerman dalam memasok tank Leopard mereka ke Kiev.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya diduga menentang bantuan militer semacam itu, tetapi pemerintah Jerman akhirnya berubah pikiran di bawah tekanan Amerika yang meningkat.
Keputusan AS untuk mengirim M1 Abrams tampaknya telah memberikan perlindungan politik yang dicari Berlin.
Banyak ahli percaya bahwa Amerika Serikat telah mengubah Ukraina menjadi medan pertempuran untuk menahan Rusia, tetapi tindakan tersebut telah merugikan Eropa. (ARN)
Sumber: Al-Ahednews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
