Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Delegasi Amerika Serikat tiba pada hari Kamis di provinsi Hadhramaut, Yaman timur. Hal ini Kembali membangkitkan pertanyaan tentang rahasia kepentingan Washington di provinsi tersebut.
Selama ini Kepentingan Amerika yang meningkat di Hadhramaut telah menjadi kecurigaan para elit politik dan aktivis HAM di Yaman.
BACA JUGA:
- Bantu Milisi Saudi, Pasukan Teror Al-Qaeda Tiba di Hadhramaut
- Teroris Dukungan UEA Dorong Hadramaut ke Perang Saudara
Meskipun semua provinsi Yaman yang berada di bawah kendali koalisi pimpinan Saudi menderita masalah ekonomi dan keamanan yang sama dan tidak adanya layanan, Amerika Serikat memberikan perhatian khusus pada Hadhramaut, yang membuka pintu lebar-lebar untuk pertanyaan tentang minat AS di Hadhramaut ini, dan bukan provinsi lain.
Manifestasi terbaru dari minat Washington di Hadhramaut datang pada Hari Kamis lalu, melalui kunjungan delegasi urusan sipil Amerika Serikat ke distrik Ghail Bawazir di Hadhramaut.
Menurut media pro-koalisi, delegasi AS yang terdiri dari tokoh militer bertemu dengan pejabat di distrik tersebut, dan berjanji untuk “menyampaikan kebutuhan distrik tersebut kepada para donor di Amerika Serikat”.
Kunjungan AS berturut-turut ke Hadhramout terjadi di tengah ketegangan yang disaksikan oleh provinsi tersebut akibat konflik antara UEA dan faksi setianya di satu sisi, dan Partai Islah, yang didukung oleh Arab Saudi di sisi lain, untuk mengontrol daerah Hadhramaut.
Dari sudut pandang pengamat, konflik yang berkecamuk antara Riyadh dan Abu Dhabi atas Hadhramaut tampaknya tidak berada di luar kepentingan Amerika yang mencurigakan di provinsi tersebut.
Sementara itu, berita dari kota Mukalla, pusat Hadhramaut, menyatakan bahwa pasukan Amerika hadir di bandara kota itu, dan sedang melakukan studi untuk mendirikan pangkalan militer di pantai Hadhramaut di timur Yaman.
Pada Oktober 2021, pasukan asing yang diyakini berasal dari Amerika terlihat berkeliaran di jalan-jalan kota Ghail Bawazir. (ARN)
Sumber: Hodhodnews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
