China, ARRAHMAHNEWS.COM – Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada hari Rabu meminta Amerika Serikat untuk segera mencabut sanksi sepihaknya terhadap Suriah dan “membuka pintu untuk bantuan kemanusiaan”.
“Gempa bumi telah meninggalkan Suriah, yang telah menderita perang dan kekacauan selama bertahun-tahun, dalam krisis kemanusiaan yang serius,” kata Mao pada hari Rabu, menambahkan bahwa AS memperburuk krisis tersebut.
BACA JUGA:
- Damaskus: Sanksi AS Cegah Apapun Capai Suriah
- Ayatullah Khamenei Sampaikan Belasungkawa atas Gempa, Janjikan Bantuan Berkelanjutan
“Melalui keterlibatan jangka panjangnya dalam krisis Suriah, termasuk intervensi militer yang sering dan sanksi ekonomi yang keras, AS telah menyebabkan banyak korban sipil di negara di mana orang-orang sulit mengakses makanan pokok,” katanya.
“Militer AS masih menduduki wilayah penghasil minyak utama Suriah, telah menjarah lebih dari 80 persen produksi minyak negara Timur Tengah itu dan menyelundupkan atau menghancurkan sumber makanannya,” tambah Mao. Dia mendesak AS untuk melepaskan “obsesi geopolitik” dan membantu upaya bantuan bencana di Suriah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah menyerukan bantuan darurat untuk orang-orang yang dilanda bencana di Suriah setelah gempa bumi.
Suriah dan tetangganya, Turki, diguncang oleh dua gempa bumi dahsyat dan beberapa gempa susulan pada Hari Senin, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 16.000 orang.
Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab, sebuah organisasi hak-hak sipil yang berbasis di Washington, pada Hari Senin menyerukan pencabutan segera sanksi AS terhadap Suriah, mengatakan bahwa sanksi ini “sangat membatasi bantuan untuk jutaan warga Suriah”.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, pada hari yang sama mengatakan bahwa AS, akan memberikan “bantuan kemanusiaan kepada sekutunya di lapangan (wilayah pemberontak), dan tidak akan melalui pemerintah Suriah. (ARN)
Sumber: ChinaMilitary
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
