Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Klaim pemerintah AS bahwa Rusia adalah surga bagi para penjahat dunia maya adalah salah dan tidak bertanggung jawab. Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat mengatakan bahwa ini juga merupakan unsur perang hibrida melawan Rusia.
“Ini adalah contoh lain dari tuduhan tak berdasar terhadap negara kami,” katanya mengomentari sanksi AS yang menargetkan geng kejahatan dunia maya Trickbot, yang diklaim AS berbasis di Rusia.
BACA JUGA:
- Intelijen AS Klaim Hacker Rusia Coba Serang Jaringan Listrik Negara
- Peretas Rusia Rilis Data 2500 Pekerja Intelijen Militer Ukraina
“Departemen Keuangan AS tampaknya tidak melakukan apa-apa selain menjatuhkan sanksi pada warga Rusia. Dan semua ini dilakukan dengan cara yang sangat canggung, tanpa argumen dan tanpa bukti. Ini adalah upaya nyata untuk menciptakan kesan perang melawan kejahatan dunia maya di mata pembayar pajak Amerika,” lanjutnya.
“Rusia selalu menggarisbawahi bahwa kejahatan dunia maya hanya dapat dikalahkan melalui upaya bersama. Pihak Rusia menunjukkan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam masalah keamanan dunia maya Ketika, atas permintaan AS, badan intelijen negara kami melakukan operasi untuk menetralisir anggota kelompok peretas pada Januari 2022. Namun, Washington ‘membekukan’ dialog Kremlin-Gedung Putih tentang masalah ini. Kami jelas tidak akan memaksakan diri,” lanjut Dubes Rusia tersebut.
“Adapun tuduhan Departemen Keuangan AS bahwa Rusia adalah ‘surga’ bagi para penjahat dunia maya, itu salah dan tidak bertanggung jawab. Semua itu merupakan elemen integral dari perang hibrida yang dilancarkan terhadap kami,” tambah Antonov.
“Pada tahun 2022, negara kami menjadi target serangan siber eksternal dalam jumlah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekitar 50 ribu serangan peretas berhasil dihalau. Sebagian besar berasal dari wilayah Amerika Serikat. Pertanyaan yang wajar adalah: mungkin ‘surga’ bagi kejahatan dunia maya adalah Amerika Serikat?”. (ARN)
Sumber: TASS
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
