Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Ukraina berada dalam situasi yang sulit sekarang, dan lamanya konflik bersenjata hanya bergantung pada berapa banyak rekan senegaranya yang bersedia dikorbankan oleh Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. Reporter AS Seymour Hersh mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara untuk situs democracynow.org.
“Kisah-kisah yang saya dapatkan tentang perang…cukup mengerikan. Saya pikir akhir (dari perang ini) hanyalah masalah waktu sekarang. Ini pertanyaan tentang berapa banyak lagi orang yang ingin dibunuh Zelensky, dari rakyatnya sendiri,” kata wartawan itu.
BACA JUGA:
- Telegraph: Inggris Akan Produksi Senjata di Ukraina
- Lavrov Kecam Ide Absurd Zelensky soal Penanganan Konflik
Ia menambahkan bahwa konflik berlanjut, karena Presiden AS Joe Biden “memutuskan untuk menang di Ukraina”, menambahkan bahwa media arus utama mendukung sikap ini.
Zelensky
“Saya tidak mengerti komitmen total mereka terhadap Ukraina,” tambahnya.
Pada 8 Februari, jurnalis AS Seymour Hersh, yang berspesialisasi dalam jurnalisme investigasi, menyatakan dalam artikelnya, dengan mengutip sebuah sumber, bahwa pipa Nord Stream dibom menggunakan alat peledak yang ditanam oleh penyelam Angkatan Laut AS pada Juni 2022 dengan kedok latihan BALTOPS, dengan dukungan dari spesialis Norwegia. Menurut Hersh, operasi itu disahkan oleh Presiden AS Joe Biden secara pribadi, setelah sembilan bulan berdiskusi dengan spesialis keamanan Gedung Putih.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson mengatakan dalam sebuah komentar untuk TASS bahwa versi Hersh adalah “benar-benar palsu dan fiksi total”. (ARN)
Sumber: TASS
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
Sebar:
