Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mendarat di Baghdad pada hari Selasa dalam kunjungan mendadak ke Irak. ia menjadi anggota kabinet berpangkat tertinggi dari pemerintahan Biden yang pernah mengunjungi negara itu.
Menteri pertahanan itu dalam cuitannya mengklaim bahwa perjalanannya dimaksudkan untuk menegaskan kembali kemitraan strategis AS-Irak dan akan membawa kepada Irak yang lebih aman, stabil, dan berdaulat. Menurut Reuters, kunjungan Austin dirahasiakan hingga ia mendarat karena masalah keamanan. Menteri Amerika itu saat ini sedang melakukan tur ke beberapa negara di kawasan.
BACA JUGA:
- Raesi Peringatkan Siasat Musuh Peralat Irak
- Hujan Rudal Hantam Kantor Mossad di Konsulat AS Irak, Pembalasan Iran?
Kunjungan Austin dilakukan hanya dua minggu menjelang peringatan 20 tahun invasi AS ke Irak yang menggulingkan pemimpin negara itu Saddam Hussein dan menyebabkan pertempuran brutal selama dua dekade.
Invasi tahun 2003 menurut proyek Irak Body Count telah menyebabkan kematian antara 180.000 hingga 210.000 warga sipil. Sementara, ketidakstabilan yang disebabkan oleh penggulingan pemerintah Irak dan penarikan pasukan AS pada tahun 2011 pada akhirnya menyebabkan kebangkitan ISIS.
Pasukan AS kembali ke negara itu pada tahun 2014 atas permintaan pemerintah Irak untuk memerangi ISIS. Namun, setelah sebagian besar kelompok teroris itu ditekan, AS memutuskan untuk mempertahankan 2.500 tentaranya ditempatkan di Irak dan 900 di Suriah.
Itu terlepas dari pemungutan suara parlemen Irak untuk mengusir semua pasukan asing setelah AS membunuh jenderal Iran Qassem Soleimani pada Januari 2020. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo saat itu bersikeras bahwa rakyat Irak ingin AS tetap di tanah mereka, dan bahwa Washington “akan terus melakukan semua hal yang perlu dilakukan untuk menjaga agar Amerika tetap aman.”
Seorang pejabat Pertahanan AS yang tidak disebutkan Namanya oleh Reuters, mengatakan bahwa Austin direncanakan akan memberi tahu pemerintah Irak selama kunjungannya, bahwa AS tetap berkomitmen untuk mempertahankan kehadiran pasukannya di negara itu. Tapi ini bukan hanya tentang instrumen militer. Amerika Serikat secara luas tertarik dalam kemitraan strategis dengan pemerintah Irak.
Sebelum perjalanannya ke Baghdad, Austin juga bertemu dengan Raja Yordania Abdullah ll di ibu kota negara itu, Amman. Disana dia memperingatkan tentang hubungan militer yang “tidak terpikirkan” yang berkembang antara Rusia dan Iran, dan meyakinkan sekutu regional bahwa Washington tetap berkomitmen pada Timur Tengah “untuk jangka panjang.”
Menhan AS itu juga diperkirakan akan mengunjungi sekutu AS, Mesir dan Israel, di mana dia juga berencana untuk meningkatkan kewaspadaan Washington atas hubungan Iran dengan Rusia, serta minat China yang meningkat di kawasan. (ARN)
Sumber: RT
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
