Prancis, ARRAHMAHNEWS.COM – Prancis kembali dilanda gelombang pemogokan dan protes massal. Kali ini masalahnya adalah tentang reformasi pensiun kontroversial Presiden Emmanuel Macron.
Diperkirakan 1,28 juta orang telah berpartisipasi dalam unjuk rasa nasional ini. Ini adalah unjuk rasa terbesar dalam beberapa dekade. Unjuk rasa nasional ini telah mengganggu layanan kereta api, menutup sekolah, dan menghentikan pengiriman bahan bakar.
BACA JUGA:
- Video: Demo Besar Tuntut Macron Mundur dan Prancis Keluar dari NATO
- Video: Harga Energi Menggila, Ribuan Orang Demo di Prancis
Serikat pekerja telah meningkatkan kampanye mereka untuk memaksa pembatalan kebijakan yang sangat tidak populer. Buruh dari berbagai sektor telah keluar dari pekerjaannya dan mengadakan demonstrasi di Paris dan kota-kota lain.
Unjuk rasa di Prancis
Kilang telah menghentikan pengiriman bahan bakar, sebagian besar kereta berhenti dan produksi listrik menurun selama aksi industri. Beberapa bentrokan pecah di sela-sela unjuk rasa dengan beberapa orang melemparkan proyektil ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata.
Violence In #France As Thousands Rally Against Pension Reform
Riot police clashed with protesters in Paris when a union rally against France’s new pension reforms took a violent turn. Tear gas was deployed, cars were vandalized, and trash bins were set on fire. pic.twitter.com/0I6mUuXIr6
— MOCez🇷🇺🇱🇾🇮🇶🇾🇪🇨🇳🇵🇰🇵🇸🇸🇾🇮🇳🇮🇷🇰🇵 (@Mousacisse1) March 8, 2023
Serikat pekerja mengancam akan membekukan ekonomi dengan penghentian kerja. Beberapa serikat pekerja telah menyerukan pemogokan terbuka di sektor-sektor dari kilang dan depot minyak hingga fasilitas listrik dan gas.
Ini adalah keenam kalinya sejak awal tahun dimana Serikat menyerukan hari pemogokan dan demonstrasi nasional.
Gangguan diperkirakan akan lebih besar dan bertahan lebih lama karena serikat pekerja kereta api menyerukan pemogokan terbuka. Ini dapat mempengaruhi semua kereta api nasional, serta rute internasional.
Kereta ke Jerman dan Spanyol terhenti, dan kereta ke dan dari Inggris dan Belgia berkurang sepertiganya. (ARN)
Sumber: PressTV
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
Sebar:
