Korea Selatan, ARRAHMAHNEWS.COM – Walikota Seoul, Oh Se-hoon, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Konflik di Ukraina membuktikan Korea Selatan perlu memiliki senjata nuklir untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir Korea Utara.
“Korea Utara hampir berhasil membuat miniatur dan meringankan senjata nuklir taktis dan mengamankan setidaknya puluhan hulu ledak,” kata Oh dalam wawancara dengan Reuters, Senin (13/03).
BACA JUGA:
- Gelar Rapat dengan Petinggi Militer, Kim Jong-Un Bahas Perang
- Korut ke AS: Berani Cegat Rudal, Berarti Deklarasi Perang
Dalam situasi seperti ini, “sulit meyakinkan orang dengan logika bahwa kita harus menahan diri untuk tidak mengembangkan senjata nuklir dan tetap berpegang pada alasan denuklirisasi,” tambahnya.
Walikota Seoul, yang menampung hampir setengah dari populasi negara itu yang berjumlah 51 juta itu mengatakan bahwa konflik Rusia-Ukraina telah meyakinkannya bahwa Korea Selatan harus mencari deterensi nuklir.
“Rusia dengan bebas melanggar wilayah udara Ukraina, menerbangkan pembom, dan menembakkan rudal… tetapi Ukraina nyaris tidak menyerang wilayah Rusia karena inferioritas psikologis terhadap negara nuklir,” klaim Oh.
Menurut walikota ibu kota itu, Korea Selatan harus mendorong untuk mendapatkan nuklir terlepas dari kemungkinan reaksi dan sanksi internasional.
“Mungkin ada beberapa penolakan awal dari komunitas internasional, tetapi saya yakin pada akhirnya akan mendapatkan lebih banyak dukungan,” sarannya.
Oh telah menjadi salah satu pejabat paling tinggi di Partai Kekuatan Rakyat konservatif Presiden Yoon Suk Yeol yang mengadvokasi Korea Selatan untuk menggunakan nuklir. Pernyataannya saat ini tampaknya adalah pernyataan paling keras yang pernah dibuatnya.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa pandangannya dibagikan oleh banyak orang di negara itu, dengan survei oleh Data Research pada awal Maret mengungkapkan bahwa 70% warga Korea Selatan mendukung pengembangan senjata nuklir.
BACA JUGA:
Wawancara walikota Seoul dilakukan pada hari pasukan AS dan Korea Selatan meluncurkan latihan besar selama 11 hari, bertajuk Freedom Shield 23.
Saat latihan berlangsung, Korea Utara menguji coba dua rudal jelajah strategis dari kapal selam, dengan mengatakan bahwa sistem tersebut membuktikan keandalannya.
Pekan lalu, Pyongyang bersikeras bahwa latihan militer yang berkelanjutan antara Washington dan Seoul “jelas” merupakan tanda bahwa AS sedang mempersiapkan perang dengan Korea Utara.
“Risiko perang nuklir di Semenanjung Korea sedang bergeser dari tahap imajiner ke tahap yang realistis” karena “demonstrasi bersenjata yang agresif,” ujar Pyongyang memperingatkan. (ARN)
Sumber: Al-AhedNews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
