Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Di tengah kekacauan yang memuncak dalam entitas pendudukan, beberapa pengunjuk rasa membuat penghalang jalan menggunakan tubuh mereka serta pipa dan rantai di jalanan menuju kantor Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu, pada hari Selasa
Para pengunjuk rasa membentuk rantai manusia sebagai protes atas “reformasi hukum” kontroversial yang telah direncanakan oleh kabinet ekstremis Netanyahu.
BACA JUGA:
- Abaikan Protes, Knesset Loloskan RUU Kekebalan untuk Netanyahu
- Krisis Internal Israel, UEA Bekukan Kesepakatan dengan Tel Aviv
Mereka berhasil memblokir jalan selama beberapa waktu hingga polisi Zionis turun tangan dengan pemotong pipa dan rantai, memisahkan rantai, dan menangkap para pengunjuk rasa.
Pada hari Senin, Knesset [parlemen entitas ‘Israel’] menyetujui pembacaan pertama dari tiga undang-undang yang merupakan bagian dari apa yang disebut reformasi, yang berfungsi sebagai inti dari kebijakan kabinet yang dipimpin Netanyahu, yang dia buat akhir tahun lalu dengan merayu partai-partai ultra-Ortodoks dan sayap kanan.
‘Reformasi’ini berusaha melemahkan ‘Mahkamah Agung’ dengan merampas kekuasaannya untuk menjatuhkan kabinet atau keputusan legislatif.
Unsur lain dari ” reformasi akan memberikan 120 anggota parlemen kekuatan untuk membatalkan keputusan pengadilan hanya dengan mayoritas 61 suara.
BACA JUGA:
- Bandara Israel Kacau Balau Pasca Diserang Rudal Palestina
- Pemerintahan Israel Kacau, Netanyahu Kembali Jalani Sidang Korupsi
Reformasi ini juga akan memberdayakan Knesset untuk mengubah apa yang disebut ‘Hukum Dasar’, kuasi-konstitusi rezim pendudukan, dengan cara apa pun yang dianggapnya sesuai.
Pengamat mengatakan ‘reformasi’ ini berpotensi memungkinkan Knesset untuk membatalkan serangkaian tuduhan korupsi atas Netanyahu, yang sedang dalam proses peradilan. Perdana menteri dituntut karena penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
“Tentu saja, kami menentang pemerintah saat ini, dan kami tidak setuju berada di bawah kediktatoran,” kata Oded Elish, penyelenggara protes hari Selasa.
Sejak akhir Desember, ketika Netanyahu kembali berkuasa sebagai perdana menteri sebagai kepala kabinet, puluhan ribu orang telah mengadakan aksi unjuk rasa rutin di berbagai kota di seluruh wilayah pendudukan setiap hari Sabtu untuk memprotes reformasi yang tertunda. (ARN)
Sumber: Al-AhedNews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
