Pakistan, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin senior partai politik mantan PM Imran Khan, dengan mengutip laporan yang tidak diverifikasi, menunjukkan kekhawatiran akan upaya pembunuhan baru terhadap mantan perdana menteri.
Pemimpin Senior Tehreek-e-Insaf PTI Pakistan, Fawad Chaudhry, mengatakan partainya telah menerima laporan tentang kemungkinan serangan di F-8 Kutchery (pengadilan distrik), dan dengan demikian mereka tidak dapat menyerahkan ketua partai mereka kepada Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah.
BACA JUGA:
- Bentrokan Pecah dalam Upaya Penangkapan Paksa Imran Khan oleh Polisi Pakistan
- Permainan Kotor Intelijen Dibalik Upaya Pembunuhan Imran Khan (2)
Fawad mengatakan kepada media bahwa ia bertemu dengan Ketua Pengadilan Tinggi Lahore dan mendesaknya untuk menyerukan CCPO Lahore agar menghentikan penyerangan terhadap massa yang sedang berlangsung.
Chaudhry mengatakan bahwa pemimpin PTI akan menyerahkan diri ke pengadilan, bukan kepada pemerintah, menyerukan pengacara dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat untuk bergabung dengan mereka dalam protes. Politisi yang blak-blakan itu menuduh bahwa pengurus sementara di bawah Mohsin Naqvi menerima perintah dari Jati Umra.
Imran Khan sendiri mengecam bahwa para pejabat bertindak di luar hukum dalam upaya mereka untuk menahannya.
Mengecam polisi dan lembaga penegak hukum lainnya karena bermotivasi politik, Khan menawarkan untuk menandatangani jaminan bahwa dia akan muncul di hari pengadilan Islamabad. Pria berusia 70 tahun, yang menghadapi banyak kasus ini mengecam masalah keamanan karena dua serangan teror yang sebelumnya terjadi di pengadilan.
Sementara itu, di Zaman Park, Pasukan Anti Huru-hara sudah tiba di kediaman tokoh yang dekat di hati rakyat itu, untuk melaksanakan perintah pengadilan karena polisi gagal menangkap Ketua PTI.
Pasukan anti huru hara menembaki area tersebut untuk membubarkan orang-orang bersenjata sementara lebih dari 30 polisi terluka saat aktivis PTI bentrok dengan polisi. (ARN)
Sumber: Daily Pakistan
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
