Suriah, ARRAHMAHNEWS.COM – Barat telah melancarkan Perang Dunia III, yang dilakukan oleh Nazi di Ukraina dalam format perang proksi dan oleh tangan teroris di Suriah, tetapi senjata modern, terutama senjata nuklir, tidak memungkinkan konfrontasi meningkat menjadi format tradisional perang dunia, kata Presiden Suriah Bashar Assad kepada Sputnik.
“Saya percaya bahwa Perang Dunia III sedang berlangsung, tetapi bentuknya berbeda,” kata presiden Suriah itu. “Yang saya maksud adalah bahwa perang dunia biasanya konvensional di masa lalu. Tentara dari beberapa negara berperang satu sama lain”.
BACA JUGA:
- Assad: Kunjungan ke Moskow Tanda Tahap Baru Hubungan Rusia-Suriah
- Presiden Suriah Bashar Assad Tiba di Moskow Rusia
“Begitu juga dengan situasi saat ini, tetapi karena persenjataan modern, terutama nuklir, berbeda dengan perang konvensional. Itulah sebabnya perang sekarang bergerak ke arah perang proxy,” tambahnya.
Assad mencatat bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sekarang mengobarkan perang atas nama Barat, menggunakan “tentara Nazi”.
“Hal yang sama berlaku untuk teroris, mereka adalah tentara yang beroperasi atas nama Barat di Suriah dan wilayah lain,” lanjut presiden.
Mengenai Pangkalan Militer Rusia di Suriah
Pangkalan militer Rusia di Suriah harus memiliki senjata paling canggih untuk memastikan pencegahan ancaman yang efektif, kata Presiden Assad.
“Bedanya di kualitas senjata, tapi prinsipnya sama. Tentu saja, kalau membangun pangkalan [militer], tujuannya bukan untuk membuat pangkalan ini lemah secara militer. Pangkalan itu seharusnya mampu memiliki efek jera atau penyeimbang, ini harus dipersenjatai dengan senjata terbaik, itu wajar dan logis. Apakah itu rudal hipersonik atau senjata lain yang lebih canggih sekarang dan, di masa depan, prinsipnya tentu saja sama dengan yang seperti saya katakan,” kata Assad ketika ditanya tentang kemungkinan penyebaran rudal hipersonik di Suriah.
BACA JUGA:
- Bashar Assad: AS Tekan Banyak Negara agar Tak Bantu Suriah
- Assad ke RT: Rusia Pulihkan Keseimbangan Internasional yang Hilang
Presiden Suriah itu percaya bahwa kehadiran militer Rusia di Suriah tidak boleh bersifat sementara atau terkait dengan pemberantasan terorisme saja.
“Mengenai aspek politik, masalah pangkalan militer tidak boleh dikaitkan dengan masalah pemberantasan terorisme. Perang melawan terorisme adalah topik hari ini, tetapi bersifat sementara. Kehadiran militer Rusia di negara mana pun tidak boleh didasarkan pada sesuatu yang bersifat sementara. Kita berbicara tentang keseimbangan internasional, dan kehadiran Rusia di Suriah memiliki arti terkait dengan keseimbangan kekuatan di dunia sebagai negara yang terletak di Laut Mediterania,” ujar Presiden. (ARN)
Sumber: Sputnik
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
