Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden China Xi Jinping tiba di Moskow pada hari Senin untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari, guna bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. Selama KTT, kedua belah pihak akan membahas kerja sama strategis di bidang energi dan militer, serta konflik Ukraina.
Xi mengatakan bahwa ia senang bisa kembali ke Rusia setelah mendarat di Bandara Vnukovo, dan menekankan pentingnya hubungan yang kuat antara Beijing dan Moskow, tidak hanya untuk negara itu sendiri tetapi juga untuk komunitas internasional yang lebih luas.
BACA JUGA:
- Sah! Xi Jinping Terpilih jadi Presiden China 3 Periode
- WSJ: China Dorong Penyelenggaraan KTT Iran-Teluk di 2023
Pemimpin China itu menegaskan bahwa bersama dengan Rusia, bangsanya siap untuk mempertahankan dengan kukuh, sistem internasional yang berpusat pada PBB. Kedua negara akan berusaha untuk mematuhi multipolaritas sejati dan mendorong dunia multipolar dengan hubungan internasional yang demokratis, guna mendorong perkembangan urusan global ke arah yang lebih adil dan rasional.
Menurut ajudan presiden Rusia, Yury Ushakov, selanjutnya, pemimpin China itu dijadwalkan mengadakan pertemuan informal dengan Putin yang akan fokus pada “masalah-masalah utama dan sensitif.”
Putaran pembicaraan utama, bagaimanapun, akan berlangsung pada hari Selasa, dengan pemimpin China juga diharapkan bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin. Nantinya, delegasi Rusia dan China akan mengadakan negosiasi dalam format yang diperluas.
Secara total, Moskow dan Beijing akan menandatangani puluhan dokumen yang menguraikan kerja sama bilateral, termasuk dua pernyataan besar bersama.
Para pejabat Rusia sebelumnya mengatakan bahwa kunjungan bersejarah, yang dilakukan pada saat hubungan antara Moskow dan Beijing berada pada titik tertinggi sepanjang masa, harus memberikan dorongan baru bagi hubungan bilateral. Pada saat yang sama, Moskow mengharapkan pertemuan ini menjadi seperti bisnis dan “tidak dibebani oleh hal-hal seremonial tambahan apa pun.”
Konflik Ukraina diperkirakan akan menjadi agenda utama. China tidak mengecam operasi militer Moskow di negara tetangganya, atau mengambil bagian dalam sanksi Barat, sementara berulang kali menyerukan penyelesaian konflik secara damai.
Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa setelah kunjungan Xi ke Rusia, dia berencana untuk berbicara dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, dalam upaya untuk memainkan peran yang lebih menonjol dalam menengahi penyelesaian konflik. (ARN)
Sumber: RT
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
