Yogyakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Viral pemberitaan penutupan patung Bunda Maria oleh desakan ormas Islam Yogyakarta. Tampak sekali sikap dari aparat keamanan tidak tegas dan bahkan membiarkan kelompok intoleran merajalela.
Polisi meminta maaf atas kesalahan narasi soal patung Bunda Maria ditutup terpal di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga akibat desakan dari organisasi kemasyarakatam (ormas). Meski demikian, polisi mengkonfirmasi bahwa memang ada ormas yang mendatangi lokasi patung Bunda Maria itu sebelum ditutup terpal oleh pemiliknya.
BACA JUGA:
- Intoleransi Meningkat di Yogyakarta, Dimana Peran Kerja Polresta?
- Kiai ‘Mesum’ Jember Intoleran Suka Fitnah, dan Anti NU-Pemerintah
Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini tidak menampik bahwa sebelum adanya penutupan patung Bunda Maria yang terletak di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus, Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, itu sempat ada ormas yang mendatangi rumah doa tersebut.
Silahkan ibu kapolres @ResKulonprogo Baca baik baik. Siapa yang berbohong. Surat ini atau permintaan maaf ibu. Jelas itu bukan kemauan pemilik lokasi patung. @ListyoSigitP pic.twitter.com/tYcYLMpnDm
— Tita (@Tita83079013) March 24, 2023
Ormas ini datang untuk menyampaikan aspirasi masyarakat setempat terkait keberadaan patung itu. Namun Fajarini menegaskan tidak ada pemaksaan dari ormas maupun masyarakat yang kemudian berujung pada penutupan.
“Ada yang datang, namun di sana ormas ini sudah kami jaga dan di sana memang menyampaikan apa yang menjadi masukan warga. Tidak ada tekanan terhadap rumah doa untuk melakukan penutupan dengan terpal. Penutupan itu adalah murni inisiatif dari pemilik rumah doa. Kami pun juga telah tadi melakukan kontak langsung dengan pemilik rumah doa di Jakarta bahwa betul itu adalah inisiatif dari beliau,” kata Fajarini dalam jumpa pers di Mapolres Kulon Progo dilansir detikJateng, Kamis (23/3/2023) malam.
BACA JUGA:
- Setara Institute: Wali Kota Bandung Fasilitasi Kelompok Intoleran ANNAS
- Semua Aksi Radikal Berawal dari Intoleransi
Atas hal ini, Fajarini mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita penutupan patung Bunda Maria tersebut. Dia juga meminta masyarakat khususnya warga Kulon Progo untuk selalu menjaga toleransi antar sesama.
“Kami imbau kepada masyarakat yang telah mengetahui viralnya pemberitaan ini kami mohon untuk tidak terprovokasi. Mari kita jaga toleransi yang ada di kita, khususnya yang ada di Kulon Progo yang selama ini sudah cukup baik untuk tidak terprovokasi dengan pemberitaan viral ini,” ucapnya. (ARN)
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
