Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Unit pertahanan udara Rusia mencegat amunisi pintar GLSDB (Ground-Launched Small Diameter Bomb) untuk pertama kalinya selama operasi militer khusus di Ukraina. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkannya pada hari Selasa (28/03).
“Dalam 24 jam terakhir, kemampuan pertahanan udara mencegat 18 rudal dari sistem peluncuran rudal ganda HIMARS dan satu peluru kendali GLSDB,” kata Letnan Jenderal Igor Konashenkov.
BACA JUGA:
- Bantuan AS ke Ukraina Lebih Besar dari Biaya Perangnya di Afghanistan
- Demo di Italia Tolak Pengiriman Senjata ke Ukraina
GLSDB merupakan rudal milik Amerika yang dibuat dan dikembanngkan oleh Saab Group dan Boeing Defense, Space and Security. Secara keseluruhan dan de facto, GLSDB ini merupakan rudal kombinasi dari bentuk bom luncur GBU-39 SDB presisi tinggi, yang memiliki ukuran kecil dan dengan roket M26 dari MLRS/HIMARS MLRS.
Kedua sistem persenjataan tersebut telah melakukan operasi militer bersama militer AS selama beberapa dekade.
Dalam pernyataannya Konashenkov menambahkan bahwa “selain itu, sistem pertahanan udara Rusia menghancurkan 12 kendaraan udara tak berawak Ukraina di daerah dekat pemukiman Pologi di Wilayah Zaporozhye, Golikovo, Rubezhnoye dan Svatovo di Republik Rakyat Lugansk, Soledar, Volnovakha dan Vladimirovka di Republik Rakyat Donetsk dan Velikiye Vyselki di Wilayah Kharkov”.
“Dalam 24 jam terakhir, pesawat penerbangan operasional/taktis dan militer, pasukan misil, dan artileri dari kelompok pasukan Rusia menyerang 96 unit artileri Ukraina pada posisi tembak, pasukan, dan peralatan, di 114 area,” ujarnya lebih lanjut.
Konashenkov melaporkan bahwa secara keseluruhan, Angkatan Bersenjata Rusia telah menghancurkan 404 pesawat tempur Ukraina, 226 helikopter, 3.612 kendaraan udara tak berawak, 414 sistem rudal permukaan-ke-udara, 8.433 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 1.074 sistem peluncuran roket ganda, 4.449 senjata artileri lapangan dan mortar, dan 9.161 kendaraan bermotor militer khusus sejak awal operasi militer khusus di Ukraina. (ARN)
Sumber: Mehr News
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
