Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – The Washington Post menegaskan bahwa era hegemoni AS di Timur Tengah telah berakhir, menunjuk pada keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak dan menaikkan harga, yang mengganggu AS.
Surat kabar itu mengatakan dalam sebuah artikel oleh penulis David Ignatius yang diterbitkan hari Rabu “Dengan pengurangan produksi minyak, Arab Saudi mengirim pesan ke AS, agar Washington tidak lagi mengambil keputusan di Teluk dan pasar minyak”.
BACA JUGA:
- Pengiriman BBM Iran ke Lebanon Tampar atas Hegemoni AS-Israel
- Iran Bantah Serangan Drone ke Kompleks Kemenhan di Isfahan
Menurut surat kabar itu, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), mengatakan kepada orang-orang terdekatnya bahwa “AS masih menjadi mitra Arab Saudi, tetapi bukan satu-satunya mitranya”.
Surat kabar itu menambahkan, “Keputusan Arab Saudi untuk mengurangi produksi minyak dan menaikkan harga adalah pesan sederhana bahwa AS tidak lagi membuat keputusan di Teluk atau pasar minyak, menekankan bahwa” era hegemoni Amerika di Timur Tengah telah berakhir.
Penulis artikel tersebut mengatakan “Pemerintahan Biden, yang berjuang untuk menahan inflasi dan menghindari resesi, kenaikan harga yang dipimpin Saudi telah menjadi masalah yang sangat meresahkan”.
Ignatius menambahkan bahwa kedua negara “tidak ingin memutuskan hubungan, tetapi para pemimpin di kedua negara itu merasa tidak dihargai”.
Dan Arab Saudi, Emirat, Kuwait, Kesultanan Oman dan Aljazair memutuskan, Minggu lalu, secara terkoordinasi untuk mengurangi produksi harian mereka dengan total lebih dari satu juta barel per hari, mulai Mei mendatang hingga akhir tahun ini.
BACA JUGA:
- Era Hegemoni AS di Seluruh Dunia Telah Tamat
- Pengiriman Minyak Iran ke Venezuela Hancurkan Hegemoni AS
Dalam pemotongan produksi terbesar sejak keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya dalam koalisi OPEC+ Pada Oktober 2022, ia memangkas produksi sebesar dua juta barel per hari.
Dan surat kabar AS tersebut menambahkan “Ketika Israel berharap untuk normalisasi hubungan dengan Saudi,” Mohammed bin Salman baru saja mencapai kesepakatan dengan Iran, musuh bebuyutan Israel, dalam kesepakatan diplomatik yang ditengahi oleh China, saingan paling kuat dari AS.
Dan laporan Amerika berbicara tentang masalah pemulihan hubungan Iran-Saudi, yang terjadi setelah mediasi China, mengingat bahwa “kembalinya hubungan Iran-Saudi adalah kerugian besar dan berlipat ganda bagi kepentingan Amerika”. (ARN)
Sumber: Al-AhedNews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
