China, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron telah tiba di China untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari di mana ia berharap untuk mencegah Xi Jinping mendukung invasi Rusia ke Ukraina sementara juga mengembangkan hubungan perdagangan Eropa dengan Beijing.
Namun selain misi kunjungannya, satu hal menarik yang menjadi perhatian di media sosial adalah bagaimana negara tirai bambu itu menyikapi sang Presiden Prancis saat pertama kali tiba di Beijing.
BACA JUGA:
- Beijing Kecam Peringatan Macron soal Hegemoni China
- Xi Jinping ke Macron: Perang Ukraina Ancam Perdamaian Global
Rekaman kedatangan Macron menunjukkan tak ada sambutan dari Presiden maupun pejabat tinggi China, atau upacara kebesaran yang selayaknya dalam kunjungan seorang kepala negara yang terlihat.
"Emmanuel Macron arrived in China for a three-day visit. No welcome. The Chinese President was absent. Not a single official to welcome him. Macron could shake hands only with the the guy who opened the door of the airplane. What a humiliation"… 😂🤡#China #Macron pic.twitter.com/CxReXQYVvh
— vanessa beeley (@VanessaBeeley) April 6, 2023
“Emmanuel Macron tiba di China untuk kunjungan tiga hari. Tidak ada sambutan. Presiden China tidak hadir. Tidak ada satupun pejabat yang menyambutnya. Macron hanya bisa berjabat tangan dengan orang yang membukakan pintu pesawat. Benar-benar penghinaan!” tulis Vanessa Beeley di akun twitternya”
“China menghormati dirinya sendiri, tidak ada sambutan bruhah/Parade Tentara untuk Ema Macron. Tidak seperti para pemimpin Afrika yang bodoh, tidak ada yang tunduk pada keturunan penjajah yang memperbudak, membunuh, mencuri & memperkosa Afrika…..” tulis aktivis asal Afrika.
China respects itself, there is no bruhah/welcome Army Parade for Ema Macron.
Unlike stupid African leaders, there is no bowing down for the descent of the colonisers who enslaved, killed, stole& raped Africa. Yesterday, Les min said there was no need to join BRICS, UNFORTUNATE— 16 Valve (@Ezyflo) April 5, 2023
Kunjungan tersebut menjadi kunjungan pertama Macron ke China dalam tiga setengah tahun terakhir.
Berdasarkan sumber di Istana Elysee bahwa selama berada di China, Presiden Prancis itu berencana untuk membahas terkait konflik Ukraina.
Tak lama setelah tiba di ibu kota China, Macron mengatakan dia ingin melawan gagasan bahwa ada “spiral ketegangan yang tak terhindarkan” antara China dan barat.
Macron juga mengatakan dia ingin “meluncurkan kembali kemitraan strategis dan global dengan China”, dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan Prancis dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. (ARN)
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
