Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Delegasi pejabat teknis Saudi dilaporkan telah tiba di Iran untuk membahas mekanisme pembukaan kembali kedutaan kerajaan di Teheran dan konsulat jenderal di kota Mashhad.
Menurut Kementerian Luar Negeri Saudi, tim tersebut tiba di Teheran pada Hari Sabtu (08/04), beberapa hari setelah Teheran dan Riyadh secara resmi memulihkan hubungan diplomatik, yang telah terputus selama tujuh tahun terakhir.
BACA JUGA:
- Direktur CIA: AS Kecolongan dengan Kesepakatan Iran-Saudi
- Video: Menlu Iran-Saudi Gelar Pertemuan di Beijing
الفريق الفني السعودي يصل إلى طهران لمناقشة آليات إعادة افتتاح سفارة المملكة في طهران والقنصلية العامة في مشهد pic.twitter.com/gj08sNp5iX
— وزارة الخارجية 🇸🇦 (@KSAMOFA) April 8, 2023
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan mitranya dari Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, bertemu di ibu kota China, Beijing, pada Hari Kamis sebulan setelah kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik di bawah kesepakatan yang ditengahi China.
Setelah pertemuan tersebut, para diplomat top Iran dan Saudi mengeluarkan pernyataan yang menekankan perlunya mengimplementasikan perjanjian rekonsiliasi yang ditengahi China dalam upaya untuk meningkatkan rasa saling percaya dan membantu meningkatkan keamanan regional.
Mereka menyatakan kesiapan untuk menghilangkan semua hambatan bagi perluasan hubungan bilateral dan sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang apapun yang dapat menjamin keamanan dan stabilitas kawasan serta kepentingan bangsanya.
BACA JUGA:
- Presiden Iran Terima Undangan Raja Arab Saudi
- Analis: Bagaimana Efek Normalisasi Iran-Saudi Bagi Israel?
Pada 10 Maret, setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi setuju untuk melanjutkan hubungan diplomatik mereka dan membuka kembali kedutaan serta misi diplomatik mereka setelah tujuh tahun kerenggangan.
Dalam pernyataan bersama setelah penandatanganan perjanjian, Teheran dan Riyadh menyoroti perlunya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Mereka setuju untuk menerapkan perjanjian kerjasama keamanan yang ditandatangani pada April 2001 dan kesepakatan lain dicapai pada Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi, komersial, investasi, teknis, ilmiah, budaya, olahraga, dan kepemudaan.
Pemulihan hubungan ini membuat cemas AS dan Israel, karena berpotensi meredakan ketegangan di seluruh kawasan yang telah dilanda turbulensi selama beberapa dekade. (ARN)
Sumber: PressTV
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
