Prancis, ARRAHMAHNEWS.COM – Utilitas Prancis Electricite de France (EDF) telah memperingatkan pukulan finansial besar dari tindakan industri baru-baru ini di reaktor nuklir dan pembangkit listrik tenaga airnya, mengklaim pemogokan telah merugikan perusahaan 1 miliar Euro atau setara 1,1 miliar dollar akibat produksi yang hilang.
Menurut laporan kantor berita Reuters pada hari Jumat, EDF juga sedang meninjau rencana perekrutan untuk tahun ini.
BACA JUGA:
- Menkeu Prancis Dukung Langkah Macron Dekati China
- Pemogokan di Prancis Berlanjut, Macron Hadapi Mosi Tidak Percaya
Dua sumber, yang dilaporkan anggota serikat, mengungkap bahwa mereka telah diberi pengarahan oleh eksekutif EDF dalam percakapan terpisah minggu lalu dan menginformasikan bahwa manajemen EDF telah meminta semua divisi untuk melihat perekrutan mana yang dapat ditunda hingga tahun depan.
Seorang juru bicara EDF dilaporkan mengatakan kepada Reuters bahwa moratorium telah diberlakukan pada perekrutan, tanpa menjelaskan alasannya.
Perusahaan, yang 96% dimiliki oleh pemerintah dan sedang dalam proses nasionalisasi penuh, kata salah satu sumber awalnya direncanakan untuk mempekerjakan antara 3.000 dan 3.500 orang pada tahun 2023, sebagian besar dalam produksi dan penjualan nuklir.
Pemogokan pekerja di EDF telah menjadi bagian dari aksi buruh nasional untuk memprotes rencana pemerintah yang tidak populer untuk meningkatkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. Presiden Emmanuel Macron telah berjanji untuk melanjutkan reformasi meskipun ada protes nasional dan ancaman serikat pekerja untuk membawa Prancis terhenti.
Sementara itu, kerugian yang dilaporkan EDF terjadi setelah tahun 2022 yang berat. Perusahaan mengalami pemadaman listrik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya di reaktornya.
Karena penurunan produksi listrik yang signifikan, EDF terpaksa membeli energi dari negara tetangga UE untuk menutupi kekurangan di pasar Prancis, sementara harga listrik mencapai rekor tertinggi.
Pada tahun 2022, perusahaan menghabiskan 121 miliar Euro (133 miliar dolar) untuk pembelian bahan bakar dan energi saja, tiga kali lipat dari jumlah tahun 2021. Tahun lalu, Prancis menjadi importir bersih listrik untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat dekade. (ARN)
Sumber: RT
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
