Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang diplomat senior Rusia menuduh Uni Eropa menjadi korban taktik AS-Inggris di Ukraina, dan kehilangan kesempatan untuk menjadi pemain independen di dunia multipolar. Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Galuzin mengklaim bahwa mencegah Jerman, Prancis, dan Rusia bersatu telah lama menjadi tujuan Washington dan sekutu terdekatnya.
“Akibat intrik politik AS dan Inggris, peluang kerjasama konstruktif yang melibatkan Rusia, yang bertujuan untuk menciptakan pusat kekuatan independen di benua Eropa, telah hilang selama beberapa dekade,” kata pejabat itu pada Senin dalam sebuah acara di Moskow.
BACA JUGA:
- Menlu Italia: Uni Eropa Terlalu Didominasi Amerika Serikat
- Macron: Eropa Barat Jangan Terseret Konfrontasi Atas Nama AS
Galuzin mengacu pada kudeta bersenjata tahun 2014 di Kiev, dan kemudian eskalasi ketegangan Rusia-Ukraina, yang mengarah ke konflik militer tahun lalu. Diplomat itu mengatakan bahwa Ukraina digunakan oleh Washington sebagai “alat, bahkan barang sekali pakai” dalam upayanya mempertahankan hegemoni dunianya.
Sabotase pipa gas Nord Stream musim gugur lalu “dengan jelas menunjukkan sejauh mana mereka yang tidak tertarik dengan kerja sama yang saling menguntungkan antara Rusia dan … negara-negara Eropa akan bertindak,” tambah wakil menteri luar negeri Rusia tersebut.
Pipa, yang dibangun di bawah Laut Baltik untuk mengirimkan bahan bakar Rusia langsung ke Jerman, pecah akibat ledakan dahsyat pada 26 September. Wartawan Amerika Seymour Hersh mengklaim operasi itu diperintahkan oleh Presiden AS Joe Biden, dalam upaya untuk mengunci Jerman dalam kampanye untuk mengalahkan Rusia di Ukraina. AS membantah tuduhan tersebut, dan negara-negara Eropa yang menyelidiki insiden tersebut sejauh ini gagal mengidentifikasi pelakunya.
Mengenai kebuntuan dengan Rusia, UE “telah dipaksa untuk meninggalkan semua kepura-puraan kemerdekaan dan tanpa syarat mengikuti jalan AS,” kata Galuzin. Keputusan ini telah mengakibatkan “penurunan pesat pengaruh ekonomi dan politik UE di dunia dan memperburuk tren krisis di UE.”
Galuzin menyampaikan pidato pembukaan selama acara bertema Ukraina yang diselenggarakan oleh Masyarakat Sejarah Rusia. Dia mengklaim pengaruh Barat di Ukraina termasuk mendistorsi kebenaran tentang masa lalu bangsa itu.
“Otoritas Ukraina saat ini sedang menghancurkan segala sesuatu yang menghubungkan negara kita dengan cara apa pun,” klaimnya, mengungkapkan harapan bahwa para sejarawan dapat membantu menemukan jalan menuju rekonsiliasi. (ARN)
Sumber: AlAhednews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
