Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang juru bicara Kementerian Tahanan dan Mantan Tahanan di Gaza, Montaser Al-Naouq, pada hari Rabu mengatakan bahwa pendudukan sengaja mengabaikan kondisi kesehatan tahanan Palestina Walid Daqqa.
“27 dari 700 tahanan Palestina menderita kanker, mengingat pendudukan sengaja mengabaikan kondisi kesehatan para tahanan,” lanjut Al-Naouq.
BACA JUGA:
- Dunia Rayakan Hari Perempuan dan Para Wanita Palestina Masih Teraniaya di Penjara Israel
- Awal Ramadhan, 2000 Tahanan Palestina Mulai Aksi Mogok Makan
Ia menambahkan bahwa Daqqa “menderita kanker dan dalam kondisi kesehatan yang sulit,” menekankan perlunya mengupayakan “semua cara yang mungkin untuk membantu dan mendukung para tahanan.”
Pengacara Komisi Tahanan dan Urusan Mantan Tahanan, Karim Ajwa, mengumumkan bahwa Daqqa dalam keadaan kritis dan masih membutuhkan perawatan intensif.
“Daqqa baru-baru ini ditempatkan pada respirator dan anestesi hingga Selasa ketika respirator dilepas, dan ia bangun dari komanya, tetapi tabung oksigen masih dipasang untuk membantu pernapasannya,” kata juru bicara itu.
هيئة الاسرى: المحامي كريم عجوة يوضح الحالة الصحية للأسير وليد دقة https://t.co/DotsDh9YwP pic.twitter.com/1uq0m6t9DT
— هيئة شؤون الأسرى (@COMSNDetainees) April 18, 2023
Ia menjelaskan bahwa Daqqa telah kehilangan banyak berat badan dan menderita kesulitan berbicara. Suaranya hampir tidak terdengar lagi.
Daqqa adalah seorang penulis dan aktivis Palestina yang telah dipenjara oleh Israel sejak 1986 karena perlawanannya terhadap pendudukan Israel.
Tahun lalu, dia didiagnosis menderita Myelofibrosis – suatu bentuk langka dari kanker sumsum tulang yang mengganggu produksi sel darah normal tubuh.
BACA JUGA:
- Menteri Ekstremis Israel “Ben Gvir” akan Batasi Kunjungan untuk Tahanan Palestina
- Diabaikan Kesehatannya, Pahlawan Palestina ini Tewas di Penjara Israel
Addameer, sebuah kelompok hak asasi yang mendukung tahanan Palestina, mengatakan bulan lalu, pria berusia 61 tahun itu “sangat membutuhkan perhatian medis yang mendesak”.
Kelompok itu menuduh otoritas Israel menolak Daqqa untuk mendapat pengobatan yang diresepkan dan menyerukan “pembebasan segera”.
Jika tidak diobati, Myelofibrosis menyebabkan jaringan parut yang luas di sumsum tulang, menyebabkan anemia berat yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan.
Pada bulan Februari, Daqqa menderita stroke yang disebabkan oleh gumpalan darah, menurut kelompok HAM tersebut.
Daqqa adalah salah satu tahanan Palestina yang paling menonjol dan lama berada dalam tahanan Israel. Selama di penjara, ia telah menulis beberapa buku, termasuk buku anak-anak.
Pada 1999, Daqqa menikah saat berada di balik jeruji besi. Bersama istrinya, Sana Salameh, dia menyambut seorang putri, Milad, pada tahun 2020, yang dikandung setelah spermanya diselundupkan keluar dari penjara. (ARN)
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
