Afrika

Lagi, Pihak Bertikai Sudan Umumkan Gencatan Senjata

Sudan, ARRAHMAHNEWS.COM – Pihak Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan pihak paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) saingannya telah menyetujui gencatan senjata 72 jam mulai Selasa. Berita itu muncul setelah kegagalan gencatan senjata 24 jam pekan lalu di tengah konflik kekerasan bersenjata antar kelompok.

“Gencatan senjata ini bertujuan untuk membangun koridor kemanusiaan, memungkinkan warga dan penduduk mengakses sumber daya penting, perawatan kesehatan, dan zona aman, sementara juga mengevakuasi misi diplomatik,” kata RSF dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (24/04).

RSF mengatakan bahwa gencatan senjata itu dimediasi oleh AS, sementara SAF mengatakan bahwa kesepakatan itu adalah hasil dari upaya AS-Saudi. SAF menyatakan harapan pada hari Senin bahwa gencatan senjata akan membantu menciptakan “kondisi kemanusiaan yang sesuai” bagi warga sipil.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak kedua belah pihak untuk “segera dan sepenuhnya menegakkan gencatan senjata.”

BACA JUGA:

Namun, pada hari Selasa, RSF menuduh “pihak lain” melanggar gencatan senjata dengan “pesawatnya terbang di atas ibu kota negara, Khartoum”. Kelompok itu menegaskan kembali “komitmen mutlak” untuk perjanjian tersebut.

Al Jazeera, sementara itu, mengutip laporan lokal yang mengatakan bahwa pertempuran berlanjut di negara bagian Darfur Barat Sudan setelah gencatan senjata diumumkan.

SAF, pada gilirannya, mengklaim bahwa anggota RSF mulai mengenakan seragam polisi untuk “melakukan lebih banyak serangan dan menyebarkan kekacauan”.

Pertempuran pertama pecah di Sudan pada 15 April ketika SAF dan RSF saling menyalahkan karena memulai permusuhan. Konflik terbuka menyusul ketegangan antara Ketua Dewan Kedaulatan Transisi Abdel Fattah al-Burhan dan komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo tentang bagaimana pasukan RSF harus diintegrasikan ke dalam militer.

Setidaknya 427 orang tewas dan lebih dari 3.700 terluka, menurut PBB. Pada hari Senin, Ahmed Abu Zeid, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, mengatakan Mohamed al-Gharawy, asisten atase administrasi di kedutaan di Khartoum, tewas “dalam perjalanan ke kedutaan untuk menindaklanjuti evakuasi warga Mesir.” RSF membantah klaim SAF bahwa mereka bertanggung jawab atas kematiannya. (ARN)

Sumber: RT

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca