Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Barat telah gagal mengisolasi Rusia, dengan mayoritas dunia masih tertarik untuk menjaga hubungan baik dengan Moskow. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan hal ini. Ia juga berargumen bahwa kecenderungan menuju multipolaritas tidak dapat diubah oleh bekas kekuatan kolonial, suka atau tidak.
Berpidato di World Online Conference on Multipolarity pada hari Sabtu (29/04), Lavrov mengatakan bahwa “upaya Washington dan satelitnya untuk membalikkan sejarah, untuk memaksa komunitas internasional hidup dengan ‘tatanan berbasis aturan’ yang mereka ciptakan” terbukti gagal. Dalam pernyataannya Lavrov mengatakannya sebagai kegagalan total Barat untuk mengisolasi Rusia.
BACA JUGA:
- Putin: Rusia Perluas Hubungan dengan Negara-negara Sahabat
- Rusia Kecam Kebungkaman PBB atas Agresi Berulang Israel di Suriah
Menurut Menlu Rusia itu, sejumlah negara yang jika digabungkan merupakan rumah bagi 85% penduduk dunia, menegaskan tidak akan melakukan penawaran dari bekas kekuatan kolonial.
Diplomat Rusia itu mengatakan fakta bahwa delegasi dari beberapa lusin negara “dari hampir setiap benua” menghadiri forum online ini, menunjukkan seberapa besar daya tarik gagasan multipolaritas telah diperoleh.
Lavrov mencatat bahwa pusat global baru muncul di Eurasia, kawasan Indo-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, dan bahwa negara-negara ini menjalankan kebijakan independen yang dipandu oleh kepentingan nasional.
Menurut Menlu, negara-negara berkembang terus memperluas pangsa ekonomi global mereka selama tiga dekade terakhir, sementara peran negara-negara G7 semakin berkurang.
Dia juga memuji fakta bahwa semakin banyak negara yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan kelompok internasional “dari jenis baru”, seperti BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai [SCO].
Lavrov menjelaskan bahwa Rusia memperjuangkan tatanan dunia multipolar berdasarkan penghormatan terhadap piagam PBB, dan “keseimbangan kepentingan” sebagai lawan dari “keseimbangan ketakutan.” (ARN)
Sumber: AlAhednews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
