arrahmahnews

Panglima TNI: Jangan Sampai Konflik Militer di Sudan Terjadi di Indonesia

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COMPanglima (Tentara Nasional Indonesia) TNI Laksamana TNI Yudo Margono berharap, kejadian konflik militer di Sudan tidak terjadi di Indonesia. Menurutnya, hal itu bisa berdampak terhadap ambruknya ekonomi, bahkan rawan akan menjadi negara gagal.

Dalam arahannya, Yudo mengingatkan para pemimpin satuan TNI harus bertanggungjawab atas amanah yang diberikan dengan resiko apapun.

BACA JUGA:

“Pemimpin selain tampil dan bertanggung jawab dalam memimpin perlu di ikuti nalar dan nurani untuk kepentingan nasional,” kata Yudo, Selasa (2/5/2023).

Panglima TNI: Jangan Sampai Konflik Militer di Sudan Terjadi di Indonesia

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono

Eks Kepala Staf Angkatan Laut ini juga memerintahkan seluruh prajurit TNI agar memberikan bakti terbaik untuk ibu pertiwi. Karena, ia ingin keberadaan TNI harus dapat bermanfaat bagi rakyat dengan membantu dalam mengatasai segala permasalahan rakyat.

“Bina dan kembangkan jiwa korsa bersama satuan samping guna mewujudkan hal positif. Hal ini sudah dibuktikan keberhasilan dalam penanganan Covid-19, pengamanan G20, pengamanan lebaran, natal, penanggulangan bencana, dan lain-lain. Di tahun politik, Netralitas TNI suatu keharusan,” pungkasnya.

Jumlah orang yang tewas dalam bentrokan antara angkatan bersenjata dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan telah meningkat menjadi 425 orang, sementara 2.091 orang terluka. Komite Pusat Dokter negara itu melaporkan pada hari Minggu (30/04).

“Jumlah warga sipil yang tewas sejak awal bentrokan telah meningkat menjadi 425, sementara jumlah yang terluka menjadi 2.091,” kata saluran TV Al Jazeera mengutip organisasi tersebut. Selain itu, 16 rumah sakit telah dibombardir sejak awal konflik, tambah dokter.

BACA JUGA:

Sehari sebelumnya, Komite mengatakan 411 warga sipil tewas. Sementara itu, kementerian kesehatan Sudan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu malam bahwa 528 orang tewas dan 4.599 luka-luka.

Situasi di Sudan meningkat karena ketidaksepakatan antara komandan militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan (badan pemerintahan negara), dan wakilnya di dewan, Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti), kepala departemen Pasukan Dukungan Cepat. Pada pagi hari tanggal 15 April, bentrokan pecah antara kedua pasukan di dekat pangkalan militer di kota Merowe dan di ibu kota Sudan, Khartoum. (ARN)

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: