Suriah, ARRAHMAHNEWS.COM – Liga Arab pada hari Minggu (07/05) sepakat untuk mengembalikan keanggotaan Suriah dalam organisasi tersebut. Langkah ini dilakukan menjelang KTT Liga yang dijadwalkan berlangsung pada 19 Mei mendatang di Riyadh.
Keputusan itu diadopsi pada pertemuan tertutup para diplomat tertinggi kelompok itu di Kairo, dengan perwakilan 13 dari 22 negara anggota yang hadir. Semuanya mendukung langkah tersebut.
BACA JUGA:
- Yordania: Suriah Harus Segera Kembali ke Liga Arab
- Yordania Gelar Pertemuan 5 Negara Bahas Kembalinya Suriah ke Liga Arab
Suriah ditangguhkan dari Liga Arab pada tahun 2011 ketika kekerasan terorisme dukungan asing mencengkeram negara tersebut. Saat itu, sebagian besar negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus dimana beberapa dari mereka secara terbuka mendukung para penentang Presiden Suriah Bashar Assad.
Awal pekan ini, para menteri luar negeri Suriah, Arab Saudi, Yordania, Mesir, dan Irak mengadakan pertemuan di Amman di mana mereka mengadopsi pernyataan bersama yang menyerukan “mengakhiri kehadiran organisasi teroris” serta “kelompok bersenjata” di wilayah Suriah. Mereka juga menyerukan untuk menghentikan “campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Suriah” dan berjanji akan “mendukung Suriah dan lembaga-lembaganya untuk membangun kendali atas semua wilayahnya dan menegakkan aturan hukum.”
Dalam beberapa minggu terakhir, indikasi yang menunjukkan bahwa konflik bertahun-tahun di kawasan, termasuk perang di Suriah dan Yaman, mungkin mendekati akhir berkat upaya diplomatik yang berkelanjutan dari berbagai pihak.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad melakukan kunjungan terobosan ke Arab Saudi, yang pernah menjadi pendukung utama militan anti-pemerintah di negara tersebut. Setelah kunjungan tersebut, Riyadh secara terbuka mendukung persatuan dan integritas Suriah dan mendukung solusi politik setelah perang selama 12 tahun.
Perkembangan tersebut didahului oleh kesepakatan yang dimediasi oleh China antara Arab Saudi dan Iran untuk menormalisasi hubungan, sebuah tonggak sejarah yang tampaknya berkontribusi pada pemulihan hubungan Suriah, serta memfasilitasi pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik selama delapan tahun di Yaman. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
