Afrika

Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Palestina Dibawah Mediasi Mesir

Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata telah dicapai dengan Israel untuk mengakhiri lima hari serangan kejam rezim pendudukan di jalur pantai yang terkepung.

Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Mesir, mulai berlaku pada pukul 22:00 waktu setempat (1900 GMT) untuk mengakhiri agresi Israel di wilayah yang terkepung, yang merenggut nyawa lebih dari 30 warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.

Jihad Islam Palestina telah mengkonfirmasi gencatan senjata dengan juru bicara kelompok, Dawoud Shehab, mengatakan, “Kami menyatakan penerimaan kami atas pengumuman Mesir dan kami akan mematuhinya selama pendudukan mematuhinya.”

Menurut media Palestina, enam anak dan tiga wanita termasuk di antara korban agresi terbaru Israel terhadap Gaza, yang menyebabkan 150 lainnya terluka, sebagian besar juga wanita dan anak-anak.

BACA JUGA:

Korban tewas Palestina termasuk enam komandan Jihad Islam.

Sebanyak 51 rumah warga Palestina hancur total, sementara 1.000 rumah rusak sebagian. Sekitar 50 rumah warga Palestina dibuat tidak layak huni.

Ruang Operasi Gabungan Fraksi Perlawanan Palestina juga mengumumkan berakhirnya pertempuran dalam sebuah pernyataan, memperingatkan rezim Zionis agar tidak kembali ke kebijakan pembunuhan komandan perlawanan.

“Pedang kami tidak tersarung dan tangan kami ada di pelatuk. Jika kalian kembali, kami akan kembali.”

Pernyataan itu menambahkan bahwa perlawanan Palestina lebih unggul dalam hal penggunaan kekuatan dan pencegahan, karena menghujani musuh dengan ratusan roket dan peluru artileri, menghancurkan struktur musuh.

“Kemauan untuk melawan [Israel] tidak akan melemah. Musuh salah perhitungan ketika mengira waktunya menguntungkan dan kesempatan sudah matang untuk membunuh sekelompok pemimpin perlawanan dan kemudian mengakhiri konflik secepat mungkin dan sesuai dengan keinginannya sendiri.”

BACA JUGA:

Kelompok tersebut menambahkan bahwa perlawanan terhadap Israel akan dimulai kembali setelah konflik ini. “Panji-panji perlawanan belum dan tidak akan diturunkan.”

Konflik tersebut menandai episode pertempuran terburuk antara faksi perlawanan Gaza dan rezim Israel sejak perang 10 hari pada tahun 2021.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mendesak PBB untuk segera campur tangan guna menghentikan pembantaian Israel.

Shtayyeh menyerukan boikot rezim atas kejahatannya terhadap kemanusiaan, dan menggarisbawahi bahwa mereka yang bertanggung jawab tidak boleh dibiarkan begitu saja. (ARN)

Sumber: Press TV

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: