Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, pada Hari Kamis mengatakan bahwa konflik Ukraina akan berlangsung sangat lama, mungkin selama beberapa dekade, dan akan berulang setelah kemungkinan gencatan senjata.
“Konflik ini adalah untuk waktu yang sangat lama. Mungkin selama beberapa dekade,” kata Medvedev kepada wartawan selama kunjungannya ke Vietnam.
“Ini adalah realitas baru, kondisi kehidupan baru. Selama ada kekuatan seperti itu [di Kiev], akan ada, katakanlah, tiga tahun gencatan senjata, dua tahun konflik, dan semuanya akan terjadi lagi,” ujarnya. “Sifat kekuatan Nazi di Kiev harus dihancurkan.”
Pejabat Rusia itu sebelumnya berkomentar melalui Telegram pada skenario yang berbeda tentang bagaimana konflik Ukraina dapat berakhir, menunjukkan bahwa Ukraina mungkin akan menghilang, dan tanahnya mungkin akan terbagi antara Moskow dan beberapa negara Eropa.
BACA JUGA;
- Intelijen Ukraina Akui Upaya Pembunuhan Putin
- Kunjungan Dadakan Menhan Inggris ke Ukraina Bahas Suplai Senjata
“Ukraina menghilang setelah selesainya operasi militer khusus dalam proses pembagiannya antara Rusia dan sejumlah negara Uni Eropa. Pemerintahan Ukraina sedang dibentuk di pengasingan di salah satu negara Eropa,” kata Medvedev, menambahkan bahwa konflik tersebut dalam hal ini akan diakhiri dengan “jaminan yang masuk akal untuk tidak diperpanjang dalam jangka pendek.”
Pejabat itu menambahkan bahwa Moskow tertarik pada wilayah-wilayah di Ukraina tengah yang bergabung dengan Rusia, karena dengan cara ini konflik dapat berakhir selamanya.
“Tanah barat Ukraina bergabung dengan sejumlah negara UE. Orang-orang di pusat dan beberapa wilayah lain di Ukraina yang tanpa pemilik … segera mendeklarasikan penentuan nasib sendiri dengan bergabung dengan Federasi Rusia. Permintaan mereka dikabulkan, dan konflik berakhir dengan cukup jaminan tidak dimulainya kembali dalam jangka panjang,” kata Medvedev.
Mantan presiden Rusia itu juga mengatakan bahwa ada skenario ketika konflik menjadi permanen “dengan ancaman Perang Dunia Ketiga” jika Ukraina sebagian berada di bawah kendali UE dan NATO. (ARN)
Sumber: Sputniknews
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
