Sudan, ARRAHMAHNEWS.COM – Pertempuran kembali berkobar antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) selama beberapa jam terakhir.
Hal ini berisiko menghancurkan gencatan senjata selama seminggu di ibu kota Khartoum dan di tempat lain di seluruh negeri.
Saksi mata dan penduduk setempat mengatakan bentrokan pecah lagi pada Hari Kamis di Khartoum dan Omdurman serta kota strategis El Obeid di barat daya.
Kementerian kesehatan mengatakan lebih dari 700 orang telah tewas dalam konflik di Sudan selama beberapa minggu terakhir. Lebih dari 5.400 orang juga terluka.
Koordinator Darfur PBB, Toby Harward, mengatakan milisi juga mengepung Zalingei, ibu kota Negara Bagian Darfur Tengah. Telekomunikasi telah terputus dan geng-geng yang berkeliaran di kota dengan sepeda motor telah menyerang rumah sakit, kantor pemerintah dan bantuan, bank dan rumah.
BACA JUGA:
- Tentara Sudan Lancarkan Serangan Udara Sesaat Sebelum Gencatan Senjata
- Delegasi Pihak Bertikai Sudan Menuju Jeddah untuk Negoisasi
Dalam pernyataan Rabu malam, tentara dan RSF saling menuduh telah melanggar gencatan senjata. RSF mengatakan terpaksa mempertahankan diri dari serangan darat, artileri dan udara oleh tentara. Tentara menuduh RSF melakukan serangan di pangkalan udara Sudan dan beberapa kota di barat ibu kota.
Tentara, yang dipimpin oleh perwira Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, mengandalkan kekuatan udara sementara RSF, yang dipimpin oleh mantan pemimpin milisi, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal luas sebagai Hemedti, telah menyebar dan menguasai jalan-jalan Khartoum.
Gencatan senjata dicapai setelah lima minggu peperangan di Khartoum dan ledakan pertempuran di bagian lain Sudan, termasuk wilayah barat Darfur yang telah lama bergejolak. Gencatan senjata disepakati pada hari Sabtu setelah pembicaraan di kota pelabuhan Saudi Jeddah. Arab Saudi dan Amerika Serikat bertindak sebagai mediator. Pengumuman gencatan senjata sebelumnya gagal menghentikan pertempuran. (ARN)
Sumber: Press TV
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
