Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Anggota delegasi nasional Yaman, Hamid Assem, menegaskan bahwa Arab Saudi saat ini berada di antara dua opsi, yaitu menerapkan persyaratan kemanusiaan untuk perdamaian, atau berperang.
Ini menunjukkan bahwa Arab Saudi adalah alat yang mengimplementasikan kepentingan Amerika, Inggris, dan Zionis, tetapi Saudi adalah musuh langsung yang dihadapi, dan yang memimpin agresi terhadap Yaman.
BACA JUGA:
- Mayjen Barras: Tujuan Utama Agresi Saudi-AS untuk Pecah-belah Yaman
- Yaman Ancam Balas Saudi jika Terus Tunda Pelaksanaan Komitmen Kemanusiaan
Dekan Institut Diplomatik, Duta Besar Ahmed Al-Emad, mengindikasikan bahwa Arab Saudi sedang bernegosiasi untuk mengulur waktu, berharap dapat mengganggu front internal dan membawa perubahan internasional.
Ia memperingatkan koalisi bahwa bayaran yang harus ditanggung Riyadh jika sampai eskalasi kembali terjadi dengan Yaman, akan lebih besar daripada biaya untuk melanggar keinginan Amerika.
Sementara itu, kepala Intelijen Militer dan Pengintaian, Jenderal Abdullah Al-Hakim, menegaskan keinginan pemimpin revolusioner, politik dan militer tertinggi, untuk mencapai perdamaian yang adil yang menjaga persatuan, kemerdekaan dan martabat Yaman.
“Sebagaimana kami siap untuk perdamaian, kami juga siap untuk kemungkinan terburuk,” kata Al-Hakim dalam pertemuannya dengan Penasihat Militer Utusan Khusus PBB, Brigadir Jenderal Antony Hayward pada hari Minggu.
Ia menjelaskan bahwa pihak yang didukung Saudi menghalangi proses perdamaian, menunjukkan bahwa campur tangan diam-diam mereka di bidang politik dan diplomatik, pengepungan, kelaparan, dan lainnya sudah jelas.
Baru-baru ini, Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, Ali Al-Mushki, menegaskan bahwa Sana’a serius tentang perdamaian, namun pihak lain tidak, ditunjukkan dengan upaya penghalangan oleh Amerika dan kurangnya keseriusan Saudi.
Ia menekankan bahwa Angkatan Bersenjata siap untuk melanjutkan dengan mengkonsolidasikan perdamaian di lapangan sekaligus juga siap untuk kembali berperang. (ARN)
Sumber: Al-Masirah
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
