Amerika

Kecam Kebrutalan Israel saat Pidato, Mahasiswi AS ini Terima Ancaman Pembunuhan

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM Seorang mahasiswi Muslim keturunan Yaman-Amerika dilaporkan menerima ancaman pembunuhan setelah berpidato di City University of New York (CUNY) dimana ia mengecam kebrutalan rezim Israel terhadap warga Palestina.

Fatima Mohammed, yang saat ini sedang belajar untuk ujian Pengacara Negara Bagian New York, menggunakan pidatonya di upacara pembukaan Sekolah Hukum CUNY pada 12 Mei untuk mengeluarkan kritikan tajam yang membahas agresi mematikan rezim pendudukan yang berulang kali terhadap Palestina.

BACA JUGA;

Kecam Kebrutalan Israel saat Pidato, Mahasiswi AS ini Terima Ancaman Pembunuhan

Fatima Mohammed

Pada hari Kamis, situs web berita dan analisis, Middle East Eye, melaporkan bahwa “ia telah menjadi sasaran ancaman pembunuhan dan Islamofobia, menyebabkan dia dan keluarganya takut akan keselamatan mereka.”

Saluran TV Amerika dalam sebuah acara “Democracy Now!” merilis kutipan pidato Fatima, di mana ia mencela rezim pendudukan karena terus “menghujani peluru dan bom tanpa pandang bulu terhadap para jamaah Palestina, membunuh orang tua, muda, bahkan menyerang pemakaman dan kuburan disana.

Fatima juga menggarisbawahi dukungan rezim untuk kekerasan pemukim terhadap warga Palestina, mencatat bagaimana Tel Aviv “mendorong massa untuk menargetkan rumah dan bisnis Palestina.”

Lebih lanjut selama pidatonya, Fatima mengingatkan bahwa rezim pendudukan masih terus “memenjarakan anak-anak [Palestina], melanjutkan proyek kolonialisme pemukim, mengusir warga Palestina dari rumah mereka.”

CUNY School of Law menyiarkan langsung upacara tersebut tetapi menghapus videonya dari saluran YouTube hanya beberapa jam kemudian.

Pada hari Selasa, pihak universitas mengecamnya karena menyampaikan “ujaran kebencian”. Beberapa media Amerika, termasuk New York Post, serta banyak pejabat, seperti Walikota New York Eric Adams, juga terus menerus mengeluarkan kritik terhadapnya dengan mencirikan pidatonya sebagai “anti-Semit”.

Fatima, bagaimanapun, telah menerima pernyataan dan isyarat yang mendukung, termasuk dari puluhan staf dan mahasiswa Hukum CUNY, yang telah meminta universitas untuk menarik pernyataan 30 Mei dan meminta maaf kepadanya. (ARN)

Sumber: Press TV

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: