Ukraina, ARRAHMAHNEWS.COM – Konflik di Ukraina dimulai bertahun-tahun lalu dan “satu-satunya kesalahan” yang dilakukan Rusia dan Belarusia adalah tidak menyelesaikan masalah ini lebih cepat. Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan hal ini pada Hari Kamis (01/06).
Berbicara pada pertemuan kepala keamanan Commonwealth of Independent States (CIS), Lukashenko menyatakan bahwa konflik Ukraina dimulai bahkan sebelum kudeta Maidan 2014 di Kiev, yang menggulingkan presiden negara yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovich.
“Saya sangat setuju dengan Presiden [Vladimir] Putin ketika ia mengatakan bahwa kami tidak memulai perang ini. Itu bahkan tidak dimulai pada tahun 2014. Itu dimulai jauh sebelum tahun 2014. Kami melihat semua yang terjadi di sini: kudeta ‘coklat’ yang terjadi, dan kemana Ukraina sekarang dibawa,” kata Lukashenko.
“Perang pasti akan pecah cepat atau lambat,” klaim pemimpin Belarusia itu, menambahkan bahwa bahkan jika Moskow tidak meluncurkan operasi militernya setahun lalu, bagaimanapun juga itu tetap akan terjadi, tetapi dengan kondisi yang lebih buruk untuk Rusia dan Belarusia.
BACA JUGA:
- FT: Zelensky Ancam Boikot KTT NATO jika Tak Diterima jadi Anggota
- Medvedev: Kobarkan Perang ke Rusia, Pejabat Inggris Target Militer Sah
“Satu-satunya kesalahan” yang dilakukan oleh kedua negara adalah melanjutkan upaya mereka untuk menyelesaikan konflik melalui diplomasi, daripada melancarkan aksi militer lebih cepat,” jelas Lukashenko.
“Semuanya mengarah ke ini. Mungkin satu-satunya kesalahan yang kami buat adalah kami tidak menyelesaikan masalah ini pada 2014-2015, ketika Ukraina tidak memiliki tentara atau kekuatan.”
Menurut Lukashenko, Presiden Ukraina saat ini Vladimir Zelensky, serta pendahulunya Pyotr Poroshenko dan Yanukovich, secara efektif tidak melakukan apa pun untuk mengamankan “perdamaian” bagi warga negara. Mereka “tidak menginginkan perang” tetapi tampaknya didorong ke dalamnya, tuduh Lukashenko, menambahkan bahwa Barat telah secara terbuka mengakui bahwa mereka sengaja menggunakan upaya diplomatik yang berlarut-larut untuk mengulur waktu, sementara mereka mempersenjatai dan melatih militer Ukraina.
“Mereka dengan terus terang mengakui bahwa mereka melakukan segalanya untuk mempersiapkan Ukraina menghadapi perang dengan Rusia,” klaim Lukashenko, mengacu pada pernyataan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel dan mantan Presiden Prancis Francois Hollande. Kedua tokoh tersebut mengatakan bahwa perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada tahun 2014 dan 2015 adalah cara mengulur waktu untuk membangun pasukan Ukraina. (ARN)
Sumber: RT
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
