Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Puluhan ribu demonstran memadati Tel Aviv dan kota-kota Israel lainnya pada hari Sabtu (03/06) dalam minggu ke-22 berturut-turut untuk memprotes rencana kontroversial Netanyahu mereformasi sistem peradilan Israel.
Proposal reformasi pemerintah ini akan membatasi kewenangan Mahkamah Agung dan memberikan politisi kekuasaan yang lebih besar atas pemilihan hakim. Pada bulan Maret, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengumumkan “jeda” untuk memungkinkan pembicaraan tentang reformasi ini.
Media Israel mengatakan hampir 100.000 orang berkumpul di Tel Aviv untuk protes hari Sabtu. Polisi tidak memberikan angka resmi jumlah pengunjuk rasa.
Pada hari Jumat, beberapa ratus orang Israel telah memprotes di luar kediaman pribadi Netanyahu di Kaisarea utara Tel Aviv dalam demonstrasi yang oleh polisi diberi label tidak sah. Setidaknya ada 17 penangkapan.
BACA JUGA:
- VIDEO: 21 Minggu Berturut-turut, Demo Kembali Guncang Tel Aviv
- Demo Tolak Reformasi Netanyahu Masuki Minggu ke-18
“Kami akan terus berdemonstrasi untuk menunjukkan kepada mereka bahwa meskipun mereka telah berhenti dalam rencana reformasi, kami akan tetap bergerak, mereka tidak akan dapat mengesahkan undang-undang secara diam-diam,” kata dokter gigi berusia 55 tahun Ilit Fayn pada protes Tel Aviv hari Sabtu.
Pemerintah Netanyahu, sebuah koalisi antara partai Likud dan sekutu Yahudi ultra-Ortodoks dan ekstrem kanan, berpendapat bahwa perubahan yang diusulkan diperlukan untuk menyeimbangkan kembali kekuasaan antara anggota parlemen dan peradilan.
Namun para penentang rencana tersebut percaya bahwa hal itu dapat membuka jalan bagi pemerintahan yang lebih otoriter.
“Pemerintahan yang korup ini penuh dengan penjahat yang merendahkan negara kita ke tingkat negara dunia ketiga,” kata salah satu pendemo. (ARN)
Sumber: MEE
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
