Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Duta Besar baru Iran untuk Arab Saudi mengatakan bahwa rezim Israel tidak senang dengan pemulihan hubungan diplomatik antara Teheran dan Riyadh dan berusaha mengganggunya.
Alireza Enayati membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita Iran berbahasa Arab, al-Alam, yang diterbitkan pada hari Rabu, setelah dia diakreditasi oleh Riyadh sebagai duta besar baru Iran.
“Banyak teman dan saudara kita menyambut baik pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi,” katanya, seraya menambahkan bahwa yang lain hanya kesal atau, seperti rezim Israel, merasa tak tertahankan dan mencoba mengganggu hubungan tersebut.
“Namun, yang penting adalah adanya kerja sama yang konstruktif dan mengedepankan isu keamanan kawasan berdasarkan pembangunan ekonomi, komersial, sosial dan budaya,” katanya.
BACA JUGA:
- Iran Resmi Buka Kembali Kedutaan di Arab Saudi
- Menlu AS Tiba di Saudi di Hari Dibukanya Kembali Kedubes Iran
Enayati melanjutkan bahwa terciptanya keamanan sedemikian rupa dapat menyebabkan penarikan atau pengurangan pasukan asing di kawasan.
“Ketika kerja sama antara semua negara kawasan diperkuat, tidak ada elemen yang dapat mengganggunya,” tegasnya.
Utusan tersebut juga mencatat bahwa Republik Islam selalu menyatakan kesiapannya untuk memperkuat hubungannya dengan tetangganya, menambahkan bahwa hubungan antara Iran dan Arab Saudi sebagai dua kekuatan utama regional pasti akan berdampak positif pada isu-isu regional.
“Iran dan Arab Saudi juga dapat bekerja sama di berbagai bidang yang dapat memberikan peluang ekonomi bagi perkembangan negara-negara kawasan,” katanya.
Duta Besar Iran itu juga mengatakan bahwa hubungan Iran dengan beberapa tetangganya “sangat kuat” dan kerja sama ekonomi mereka terus berkembang.
BACA JUGA:
Enayati juga memuji peran China dalam mempromosikan dimulainya kembali hubungan Teheran-Riyadh menyusul pembicaraan berisiko tinggi antara kedua belah pihak di Beijing.
Setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi mencapai kesepakatan pada 10 Maret untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi dalam waktu dua bulan setelah tujuh tahun kerenggangan.
Para pengamat menyambut baik perkembangan itu sebagai penyeimbang upaya yang ditujukan untuk mengasingkan negara-negara regional satu sama lain, dengan alasan bahwa kesepakatan (yang membuat cemas AS dan rezim Israel) ini berpotensi meredakan ketegangan di seluruh kawasan yang ditandai dengan turbulensi selama beberapa dekade. (ARN)
Sumber: MNA
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
