Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin kelompok perlawanan Asa’ib Ahl al-Haq di Irak mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memerintahkan mantan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi untuk tidak mengungkap nama-nama individu yang bekerja sama dengan pejabat militer Amerika dalam pembunuhan komandan anti-teror Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan rekan-rekannya.
Qais al-Khazali mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan penyiaran publik al-Irakiya yang ditayangkan pada Selasa malam, gugatan itu sekarang sedang diupayakan sekali lagi.
“Kadhimi, atas perintah Washington, menutup kasus hukuman para pelaku dan semua orang yang terlibat, atau berkolaborasi dalam pembunuhan yang ditargetkan ini dengan satu atau lain cara,” katanya.
“Kasus ini dibuka kembali. Mantan pemerintahan Irak telah berusaha untuk merahasiakan fakta-fakta yang relevan dibawah komando Amerika Serikat.”
BACA JUGA:
- Mantan PM Irak Diseret ke Pengadilan Terkait Pembunuhan Soleimani
- Nasrallah: AS Bunuh Soleimani untuk Lemahkan Perlawanan dan Selamatkan Israel
Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, Abu Mahdi al-Muhandis, orang kedua di Komando Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, dan rekan-rekan mereka dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS yang disahkan oleh Presiden Donald Trump saat itu di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Kedua komandan tersebut sangat dihormati di Timur Tengah karena peran penting mereka dalam memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri di kawasan, khususnya di Irak dan Suriah. (ARN)
Sumber: Press TV
