Sudan, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut kelompok sukarelawan setempat, sedikitnya 40 warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka dalam pemboman di sebuah pasar di Khartoum selatan, jumlah korban tewas tertinggi sejak perang Sudan dimulai pada bulan April.
Serangan udara dan artileri di wilayah sipil meningkat ketika pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter mendekati lima bulan, dan tidak ada pihak yang menyatakan kemenangan atau perdamaian.
Seorang saksi melaporkan kejadian tersebut secara anonim kepada Reuters, mengutip serangkaian serangan pesawat tak berawak dan udara di Khartoum selatan.
Gambar yang dirilis oleh Ruang Gawat Darurat Khartoum Selatan (SKER), sekelompok relawan lokal, menunjukkan beberapa perempuan dan laki-laki terluka dan benda-benda yang tampak seperti mayat diselimuti kain.
BACA JUGA:
- UNHCR: Ada Lebih dari 1,8 Juta Pengungsi Sudan di Akhir Tahun 2023
- Sekitar 500 Anak Sudan Meninggal sejak Pecah Konflik
Penduduk di wilayah tersebut sebagian besar adalah pekerja harian yang terlalu miskin untuk membayar biaya pelarian dari kota metropolitan itu.
“Korban luka harus dipindahkan dengan becak dan kereta keledai,” kata Mohamed Abdallah, perwakilan SKER, yang berupaya menawarkan bantuan medis dan bantuan lainnya.
RSF menuduh tentara Sudan melakukan serangan ini dan serangan sebelumnya dalam sebuah pernyataan. Tentara Sudan membantah bersalah dan menyalahkan RSF.
BACA JUGA:
- Delegasi Tentara Sudan Kembali ke Saudi untuk Pembicaraan Gencatan Senjata
- Pihak Bertikai Sudan Sepakati 2 Hari Gencatan Senjata Kemanusiaan
Brigadir Jenderal Nabil Abdallah mengatakan kepada Reuters, “Kami hanya mengarahkan serangan kami pada kelompok dan stasiun musuh di berbagai wilayah.”
RSF telah menyebar ke Khartoum dan negara tetangga Bahri dan Omdurman, namun tentara telah menggunakan artileri berat dan serangan udara untuk memukul mundur mereka.
Pekan lalu, serangan di Omdurman bagian barat menewaskan sedikitnya 51 orang selama dua hari. Para sukarelawan kesulitan untuk mencatat jumlah pasti orang yang meninggal karena sebagian besar rumah sakit ditutup dan tidak ada administrasi lokal yang berfungsi.
MSF, yang mengelola rumah sakit Bashair di Khartoum selatan, mengatakan pada X bahwa pasar Gorro yang padat diserang pada pukul 7 pagi, melukai sedikitnya 60 orang. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
