Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Ibu kota Sana’a menyaksikan parade militer besar-besaran pada Kamis pagi di Lapangan Al-Sabeen dalam rangka peringatan 9 tahun Revolusi 21 September.
Parade militer tersebut dihadiri oleh Presiden Dewan Politik Tertinggi, Mahdi al-Mashat, anggota Dewan, Mufti Yaman, serta pimpinan dan anggota Parlemen, Menteri, Kehakiman, Dewan Syura, dan Mahkamah Agung.
Begitu Presiden Mahdi al-Mashat tiba di alun-alun parade, beliau meletakkan karangan bunga di makam Presiden syahid Saleh al-Sammad, dilanjutkan dengan membacakan Fatiha untuk arwah para syuhada.
Di awal parade, ditampilkan pertunjukan seni spektakuler yang menampilkan berbagai tarian dan lagu rakyat yang mencerminkan ketangguhan dan persatuan Yaman dalam menghadapi agresi AS-Saudi.
الأضخم في تاريخ #اليمن.. ما الرسائل التي حملها العرض العسكري في #صنعاء؟
تقرير: زهراء ديراني@zahra2_dirani#اليمن #ثورة_21_سبتمبر #العرض_العسكري #حرية_واستقلال pic.twitter.com/pePUvM0Pp4
— قناة الميادين (@AlMayadeenNews) September 21, 2023
BACA JUGA:
- Apresiasi Perundingan Damai, Yaman Minta Saudi Tak Sekedar Janji
- Putaran Akhir Pembicaraan Damai Saudi-Yaman di Riyadh
Kemudian ada penampilan pemuda pramuka yang melibatkan anak-anak dan pemuda gerakan pramuka sambil membawa bendera Yaman dan lambang Revolusi 21 September.
Pada tahun 2014, rakyat Yaman melancarkan pemberontakan rakyat melawan rezim Abdrabbuh Mansur Hadi yang didukung Saudi.
Ketika protes melanda negara itu, Ansarallah pada tanggal 21 September mengambil alih ibu kota Sana’a menyusul kemajuan pesat ke selatan dari kubu mereka di utara, Sa’ada.
BACA JUGA:
Pemberontakan yang mendapat dukungan besar dari rakyat ini adalah menentang rezim yang tidak kompeten dan korup di Sana’a yang didukung oleh Riyadh.
Dalam upaya untuk menghancurkan perlawanan dan menginstal ulang rezim Hadi, koalisi pimpinan Saudi melancarkan kampanye pemboman yang sangat brutal ke negara tetangga Arabnya tersebut hampir enam bulan kemudian.
Perang, yang mendapatkan dukungan senjata, logistik, dan politik yang tiada habisnya dari Amerika Serikat itu telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman dan mengubah seluruh negeri menjadi lokasi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Menghadapi invasi tersebut, Tentara Yaman dan Komite Rakyat telah bersumpah untuk tidak meletakkan senjata mereka sampai negara benar-benar terbebas dari momok invasi. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen/Al-Masirah
