Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Majelis Umum PBB pada hari Sabtu bahwa para politisi Barat begitu terobsesi dengan gagasan menimbulkan “kekalahan strategis” kepada Rusia sehingga mereka menempatkan diri mereka sendiri dan negara mereka sendiri dalam bahaya.
Perasaan impunitas yang berkepanjangan telah membuat negara-negara Barat buta terhadap risiko terhadap kelangsungan hidup mereka sendiri, tambah diplomat terkemuka Rusia tersebut, seperti dikutip oleh Russia Today.
“Tujuan untuk menimbulkan ‘kekalahan strategis’ terhadap Rusia telah diumumkan,” kata Lavrov, mengomentari kebijakan AS dan sekutunya saat ini.
“Obsesi ini pada akhirnya mengaburkan pandangan para politisi yang ceroboh, yang merasakan impunitas,” katanya memperingatkan, menambahkan bahwa “sementara itu, [mereka] kehilangan pertahanan diri.”
Lavrov menunjuk pada serangkaian latihan NATO baru-baru ini yang, katanya, melibatkan simulasi skenario serangan nuklir terhadap Rusia. Menurut Lavrov, latihan ini, yang melibatkan pasukan AS dan sekutunya di Eropa, “belum pernah terjadi sebelumnya sejak akhir Perang Dingin.”
BACA JUGA:
- Belarus Setuju Tambahkan Negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin ke DK PBB
- Bela Kudeta Afrika, Presiden Guinea di PBB: Kami Muak dengan Barat
“Negara-negara Barat modern secara terang-terangan menolak prinsip kesetaraan dalam hubungan internasional,” kata Lavrov, seraya menambahkan bahwa hal ini berarti Barat “sangat keras kepala” dalam setiap negosiasi.
Masyarakat Eropa dan Amerika yang terbiasa “memandang rendah negara-negara lain, mengeluarkan janji-janji baik dari pihak kiri maupun kanan, termasuk … janji-janji yang mengikat secara hukum,” katanya, menambahkan bahwa semua janji tersebut pada akhirnya akan diingkari.
“Seperti yang dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin, Barat kini menjadi ‘kerajaan kebohongan’ yang sebenarnya,” kata Lavrov.
BACA JUGA:
- Netanyahu-Biden Bertemu di Sela SU PBB, Bahas Iran dan Normalisasi
- Raeisi di PBB: Proyek Amerikanisasi Global telah Gagal
“Komunitas internasional sangat perlu melihat tatanan dunia yang ada ditinjau ulang, ujarnya kepada Majelis Umum PBB. AS dan sekutu-sekutunya pada akhirnya tidak boleh lagi membendung negara-negara lain secara artifisial dan mengakui ekonomi dan finansial dari negara-negara Selatan,” ujar Lavrov menambahkan, seraya menyerukan redistribusi kuota dan hak suara dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Dewan Keamanan PBB juga harus diperluas, dengan memasukkan anggota “yang mewakili mayoritas global: [negara-negara] di Asia, Afrika, dan Amerika Latin,” kata menteri Rusia tersebut. Setiap anggota dewan baru harus memiliki otoritas di wilayahnya serta organisasi global seperti Gerakan Non-Blok atau Organisasi Kerja Sama Islam, tambahnya. (ARN)
Sumber: Press TV
