Korea Utara, ARRAHMAHNEWS.COM – Wakil Menteri Luar Negeri DPRK, Im Chon Il, menegaskan pada hari Minggu bahwa kehadiran NATO, bersama dengan koalisi militer yang melibatkan AS, Jepang, dan Korea Selatan, adalah kanker terhadap tatanan internasional yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang digariskan dalam Piagam PBB. Hal ini menunjukkan permusuhan terhadap DPRK dan negara tetangganya.
“Aliansi militer segitiga AS-Jepang-Korea Selatan, jelas-jelas menunjukkan permusuhan terhadap DPRK dan negara-negara tetangganya, serta NATO yang merupakan dalang krisis Ukraina, hanyalah entitas mirip kanker yang membahayakan tatanan internasional berdasarkan tujuan dan prinsip Piagam PBB dan merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global,” kata Im Chon Il dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.
Ia lebih lanjut menyoroti bahwa koalisi pimpinan AS terus berkembang dalam potensi bahayanya dan terus menimbulkan ancaman keamanan bagi negara-negara berdaulat yang independen.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa hubungan antara DPRK dan Rusia adalah “benteng kuat dan benteng strategis untuk menjaga perdamaian dan untuk menghalangi praktik sewenang-wenang dan semena-mena, ancaman dan campur tangan militer imperialis.”
BACA JUGA:
- Korut: Jepang Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusian
- Putin: Pengembangan Hubungan Rusia-Korut adalah demi Keamanan Regional
Pada tanggal 20 September, di Majelis Umum PBB, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan kekhawatirannya mengenai hubungan DPRK dengan Rusia, dengan mengatakan bahwa jika Rusia membantu program senjata DPRK dengan imbalan bantuan dalam konflik Ukraina, hal itu merupakan sebuah provokasi.
Komentar ini muncul setelah pihak oposisi di Korea Selatan menyalahkan Yoon karena mewujudkan KTT Rusia-DPRK awal bulan lalu. Mereka mengatakan bahwa ideologi pemerintahan Yoon dan diplomasi yang berorientasi pada faksi telah menghasilkan kerja sama militer antara DPRK dan Rusia.
“[Yoon] secara terbuka memprovokasi Rusia di forum diplomatik internasional hingga mereka fokus pada hubungan dengan Korea Utara,” kata juru bicara Partai Demokrat Kwon Chil-seung seperti dikutip harian Chosun Ilbo.
Menanggapi pernyataan Yoon di Majelis Umum PBB, DPRK mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “adalah wajar dan normal bagi negara-negara tetangga untuk menjaga hubungan dekat satu sama lain, dan tidak ada alasan untuk meminta pertanggungjawaban praktik tersebut.”
Komentar tersebut juga menyebut Presiden Korea Selatan sebagai “seorang individu dengan otak yang menyerupai sampah” dan dicap sebagai “tidak bijaksana secara diplomatis.” (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
