Kanada, ARRAHMAHNEWS.COM – Komisi Radio-televisi dan Telekomunikasi Kanada (CRTC) mengumumkan ketentuan baru untuk layanan streaming online yang disiarkan di negara tersebut. Menurut rilis berita yang diposting pada hari Jumat, badan tersebut mewajibkan penyedia konten yang memperoleh pendapatan tahunan sebesar 10 juta dolar atau lebih, untuk memberikan informasi tentang aktivitas mereka dan melengkapi formulir pendaftaran paling lambat tanggal 28 November.
Rencana peraturan ini dirancang untuk memastikan bahwa layanan streaming memberikan “kontribusi yang berarti terhadap konten Kanada dan Pribumi,” kata CRTC.
“Kami sedang mengembangkan kerangka penyiaran modern yang dapat beradaptasi dengan perubahan keadaan. Untuk melakukan hal itu, kita memerlukan keterlibatan yang luas dan data publik yang kuat,” kata Vicky Eatrides, Ketua dan Chief Executive Officer, CRTC seperti dikutip dari situs tersebut.
Namun, langkah ini mendapat kecaman luas di Kanada dan negara-negara lain. Elon Musk, CEO X (sebelumnya Twitter) mengecam pemerintah Trudeau karena berusaha menekan kebebasan berpendapat di negara tersebut. “Trudeau berusaha menghancurkan kebebasan berpendapat di Kanada. Memalukan.” kata Musk dalam postingan X pada hari Minggu.
Trudeau is trying to crush free speech in Canada. Shameful. https://t.co/oHFFvyBGxu
— Elon Musk (@elonmusk) October 1, 2023
BACA JUGA:
- Kanada-Saudi Pulihkan Hubungan Diplomatik setelah 5 Tahun
- Terbukti Hoax, PM Kanada Hapus Cuitan soal Iran
Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap tweet seorang jurnalis dan kolumnis Glenn Greenwald, yang memposting ulang rilis berita CRTC yang mengkritik “sensor.”
“Pemerintah Kanada, yang memiliki salah satu skema sensor online paling represif di dunia, mengumumkan bahwa semua “layanan streaming online yang meyediakan podcast” harus secara resmi mendaftar ke pemerintah untuk memperoleh izin kontrol regulasi,” keluh Greenwald dalam postingannya. (ARN)
Sumber: RT
