Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pengamat geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman menjelaskan bagaimana cara kejam Israel yang memborbardir rumah sakit di Gaza dengan alasan disitu markas Hamas.
Dalam akun Facebooknya, Dina Sulaeman menyatakan itu selalu jadi alasan yang dikemukakan oleh Israel, dan digelorakan lagi anggota hasbara (propagandis Israel) di Indonesia. Berikut ini kesaksian dari dokter Mads Gilbert asal Norwegia, yang pernah 16 tahun bekerja di RS Al Syifa. RS ini sudah dibom oleh Israel di bagian luarnya, ambulans-ambulans beserta tim medis dan orang-orang yang sedang ada di luar, jadi korban. Alasan Israel lagi-lagi, “Itu RS yang jadi markas Hamas”.
BACA JUGA:
RS Indonesia di Gaza juga mendapatkan ancaman dan tuduhan yang sama. Kemenlu sudah resmi memberikan bantahan. Bukti-bukti yang diberikan oleh IOF (Israeli Occupation Forces) juga palsu (cek di komen).
Tapi, sebagaimana rezim Israel tidak peduli, demikian pula orang-orang Indonesia yang berideologi Zionis. Mereka lebih taat pada kata-kata rezim Israel. Mereka ini sebenarnya ekstremis yang patut diwaspadai di Indonesia; ekstremis bukan cuma ISIS. Keduanya sama-sama ekstremis (pro terorisme) karena sama-sama menjustifikasi pembunuhan atas nama agama (yang diselewengkan).
BACA JUGA:
Demikian pula, ada orang-orang yang memilih diam karena mungkin bagi mereka RS yang dibom bukan urusan. Mungkin diam-diam dalam hati masih terus menyalahkan korban (salah sendiri, sudah tahu lemah dan terjajah, pakai coba-coba melawan!). Mental inlander memang sangat banyak merasuki bangsa ini.
Berikut ini saya terjemahkan tweet Dr. Mads Gilbert (@DrMadsGilbert) 3 Nov 2023:
Bencana dahsyat di Gaza semakin memburuk dari waktu ke waktu. Pembantaian brutal rakyat Palestina harus dihentikan SEKARANG! Semua orang bisa melakukan sesuatu. Tidak ada seorang pun atau tidak ada yang terlalu kecil! Anda dapat mengubah sejarah: Lakukan sesuatu! Lakukan lebih banyak! ‘Netralitas’ bukanlah pilihan.
BACA JUGA:
Warga Gaza yang diduduki, dikepung dan dibom melawan dengan gagah berani, menderita dengan susah payah namun tidak pernah menyerah ketika mereka terluka, terjebak, terluka, berdarah atau terbakar. Mereka berdiri tegak dalam ketabahan -sumud- dalam membela negara mereka melawan pendudukan dan apartheid. Mereka adalah kompas moral bagi dunia di malam-malam tergelap ini.
Kemanusiaan akan menang! Kita adalah jutaan orang yang mendukung Palestina Merdeka!
Hal-hal yang dapat Anda lakukan:
Jangan berjuang sendirian -berorganisasi atau dukung mereka yang terorganisir!
Ikut serta dalam demonstrasi!
Tulis surat kepada politisi Anda, Parlemen, Perdana Menteri Anda
Beranilah untuk menyuarakan pendirian Anda!.
Sebelumnya juga 100 dokter Israel menandatangani petisi yang menyerukan penghancuran semua rumah sakit di Gaza.
Ada sekitar 100 dokter Israel disebut telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan militer untuk mengebom rumah sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina. Seruan ini memicu kecaman dari para dokter yang berada di Palestina.
BACA JUGA:
Dalam surat terbuka berbahasa Ibrani, para dokter Israel menyebut bahwa RS Al-Shifa merupakan infrastruktur yang digunakan oleh Hamas.
“Hamas menggunakan rumah sakit sebagai markas mereka, selama bertahun-tahun warga Israel menderita akibat teror yang mematikan,” bunyi surat tersebut, dikutip dari Middle East Eye.
“Penduduk Gaza menganggap perlu untuk mengubah rumah sakit menjadi sarang Hamas untuk mengambil keuntungan dari moralitas Barat, merekalah yang membawa kehancuran pada diri mereka sendiri; terorisme harus dihilangkan di mana-mana. Menyerang markas teroris adalah hak dan kewajiban tentara Israel,” lanjut surat tersebut.
Surat tersebut juga mengatakan bahwa merupakan kewajiban bagi tentara Israel untuk menargetkan rumah sakit yang diduga digunakan untuk melindungi Hamas.
“Mereka yang menyamakan rumah sakit dengan terorisme harus memahami bahwa rumah sakit bukanlah tempat yang aman bagi mereka,” tulis para dokter Israel.
BACA JUGA:
Surat terbuka itu mendapat kecaman luas di dunia maya, termasuk para dokter di Palestina. Salah satunya dari seorang ahli bedah Inggris-Palestina yang saat ini berada di Gaza, Ghassan Abu Sitta yang mengkritik pernyataan dokter Israel di media sosial X.
“100 dokter Israel menandatangani petisi yang menyerukan penghancuran semua rumah sakit di Gaza. Orang-orang baik dengan sikap perguruan tinggi yang baik. Mereka pasti mengambil sumpah Hipokrates yang sama seperti Harold Shipman,” tulisnya, merujuk pada seorang dokter Inggris dan pembunuh berantai yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2000. (ARN)
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
