Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Gerakan Ansarallah Yaman, Sayyed Abdul Malik Badr Al-Deen Al-Houthi, mengungkap bahwa saat ini kapal-kapal Israel tak berani mengibarkan benderanya di Laut Merah karena takut jadi sasaran perlawanan Yaman.
“Mata kami terbuka, memantau dan mencari kapal-kapal Israel di Laut Merah, khususnya Bab Al-Mandab, dan wilayah yang berbatasan dengan perairan teritorial Yaman.”
“Israel tidak memasang bendera mereka di kapal-kapal mereka dan mematikan alat responder di Laut Merah, sebagai upaya untuk bersembunyi dari kami. Namun kami tidak akan ragu untuk mencari dan menargetkan mereka bila memungkinkan,” katanya, menunjukkan kelayakan posisi dan pengaruh Yaman dalam menargetkan Israel.
Al-Houthi juga membahas proses peluncuran rudal dari Yaman ke Israel untuk mendukung perlawanan Palestina dalam perang melawan pendudukan, dan berkata, “Pasukan drone dan rudal kami telah melakukan serangan ekstensif jauh di wilayah pendudukan Palestina, dan mereka akan terus melakukannya.
BACA JUGA:
- Houthi: Beri Kami Akses! Ratusan Ribu Pejuang Kami Siap Menuju Palestina
- Abdulmalik Houthi: Beberapa Negara Arab Tak Serius Tangani Palestina
“Kami menyerang bagian selatan wilayah pendudukan dengan rudal dan drone beberapa kali dan kami akan melakukannya lagi. Operasi kami akan meningkat dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghantam Zionis,” tegasnya.
Sejak dimulainya operasi Badai Al-Aqsa, angkatan bersenjata Yaman terus meluncurkan rudal balistik dan drone ke Israel untuk mendukung perlawanan Palestina dalam perang melawan pendudukan.
Beberapa hari lalu, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengungkapkan peluncuran sejumlah rudal balistik ke berbagai sasaran sensitif dan penting milik entitas musuh Zionis, di selatan wilayah Palestina yang diduduki, dan menyebutkan bahwa di antara sasaran tersebut adalah sasaran militer di “Eilat.”
Dalam konteks ini, Dewan Perwakilan Rakyat Yaman di Sanaa melakukan pemungutan suara , dalam sidangnya Sabtu lalu, yang dipimpin oleh Ketua DPR, Yahya Ali Al-Rai, mengenai rancangan undang-undang yang “melarang dan mengkriminalisasi pengakuan entitas pendudukan Israel dan normalisasi dengan Israel.
Rancangan undang-undang tersebut juga bertujuan untuk mencegah terjalinnya hubungan diplomatik, politik, militer, ekonomi, budaya, atau hubungan lainnya dengan entitas pendudukan ini, secara langsung atau tidak langsung.”
Jumat lalu, setelah salat Dzuhur, ibu kota Yaman, Sanaa, menyaksikan demonstrasi besar-besaran di bawah slogan “Mendukung keteguhan rakyat Palestina dan menghormati operasi poros jihad dan perlawanan.” (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
