Amerika Latin

21 Staf Diplomatik AS “Budek” Mendadak di Kuba, Intelijen Kebingungan

Minggu, 17 September 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, HAVANA – Komunitas intelijen AS belum berhasil memberikan penjelasan mengenai apa, atau siapa yang menyebabkan penyakit misterius yang terjadi pada 21 staf diplomatik AS di Kuba.

VICE News melaporkan pada hari Sabtu (16/09) bahwa penyelidikan yang tengah dilangsungkan malah membingungkan para penyidik yang pada awalnya mengira penyakit tiba-tiba tuli yang menimpa staf diplomatik itu mungkin disebabkan oleh senjata sonik.

“Tak satu pun dari ini memiliki penjelasan yang masuk akal,” kata Fulton Armstrong, seorang mantan pejabat CIA yang bertugas di Havana sebelum AS membuka kembali sebuah kedutaan di sana. “Hanya misteri dan misteri setelah misteri.”

Sementara itu, tanda-tanda kerusakan yang lebih serius muncul dari para korban yang awalnya mendadak tuli tersebut, yaitu ketidakmampuan korban untuk berkonsentrasi atau mengingat kata-kata tertentu. Gejala lainnya meliputi pusing, mual, sakit kepala parah, masalah keseimbangan, dan tinitus.

Awalnya sekitar 16 staf Kedutaan Besar AS di Kuba menderita gejala kehilangan pendengaran secara mendadak, pada 24 Agustus lalu. Juru bicara Kedutaan Besar AS di Kuba Heather Nauert mengatakan beberapa anggota staf memerlukan perawatan setelah mengalami gejala kehilangan pendengaran. AS saat itu mengklaim bahwa hal ini terjadi akibat serangan akustik terhadap kedutaannya.

Pemerintah Kuba sendiri membantah telah menargetkan diplomat asing dan mengatakan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.

Korban, yang beberapa di antaranya telah ditarik dari Kuba, dirawat di AS. Ada juga yang dirawat oleh dokter AS di Kuba. Staf kedutaan AS dan setidaknya satu warga Kanada juga mengalami gejala yang sama pada akhir tahun lalu.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson telah menggambarkan insiden tersebut sebagai “serangan kesehatan”. Yang menonjol adalah insiden tersebut terus berlanjut bahkan saat pihak berwenang Kuba sedang menyelidiki penyebabnya.

Saat ini penyelidikan yang dilakukan Amerika, Kanada, dan Kuba, difokuskan di sekitar tempat tinggal para diplomat di Havana. Analis keamanan percaya negara ketiga yang memiliki hubungan permusuhan dengan AS mungkin terlibat, namun belum ada gambaran yang jelas.

Washington mengusir dua diplomat Kuba dari AS sebagai tanggapan atas insiden tersebut. Washington dan Havana baru membangun kembali hubungan diplomatik pada 2015, setelah 50 tahun terlibat permusuhan antara kedua negara. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca