arrahmahnews

Kerjasama IHR dengan IHH Pemasok Senjata Teroris di Suriah Berkedok Misi Kemanusiaan

Minggu, 25 Desember 2016

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Telah diketahui bahwa para teroris ISIS yang terluka menerima perawatan di daerah perbatasan Turki dengan Suriah. Setidaknya 700 teroris ISIS memulihkan diri di Gaziantep pada tahun 2014.

Pada bulan Desember 2014, badan intelijen Turki membantu mendirikan kamp-kamp di Turki, terutama di provinsi Hatay, untuk mengumpulkan migran ilegal dan memberikan pelatihan dalam persiapan untuk pengiriman geng ekstremis ke Suriah. Pada bulan Januari 2015, MIT Turki terlibat dalam operasi untuk menggabungkan tiga tokoh teroris, Osman Gazi, Omer bin Abdulaziz dan Omer Mukhtar, menjadi kelompok yang disebut Brigade Sultan Abdulhamid, dimana Omer Abdullah diangkat menjadi komandan. Para anggota kelompok ini dilatih di sebuah kamp di Bayir-Bucak di Turki di bawah pimpinan instruktur dari unit operasi khusus Komando khusus Angkatan Bersenjata Turki dan personil MIT. Kegiatan Brigade Sultan Abdulhamid dikoordinasikan dengan kegiatan pejuang Jabhat al-Nusra di utara provinsi Suriah Lattakia. (Baca juga: Rusia: Data Valid Pasokan Senjata Turki Bagi ISIS Telah Kami Serahkan ke DK PBB)

Hal ini juga diketahui bahwa pada tanggal 21 September 2015, di kota Tell Rifaat Suriah, perwakilan dari oposisi Suriah yang telah menerima pelatihan militer di sebuah kamp di Kırşehir di Turki telah menyampaikan senjata untuk Jabhat al-Nusra.

Pengiriman senjata untuk kelompok teroris di Suriah itu menurut laporan YournewsWire pada 22 Februari 2016  berlangsung dengan memanfaatkan fasilitas dari yayasan-yayasan kemanusiaan yang berbasis di Turki, Insan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı (IHH atau  Yayasan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan serta Bantuan Kemanusiaan), İmkander dan Öncü Nesil Insani Yardim Derneği.

Pasokan senjata yang dikirim melalui fasilitas yayasan-yayasan kemanusian termasuk IHH itu masih menurut laporan YourNewsWire terdiri dari berbagai bentuk senjata, peralatan militer dan amunisi serta bahan makanan dan obat-obatan yang datang dari luar negeri melalui pelabuhan Turki İskenderun. Peralatan dan perlengkapan militer serta bantuan lainnya, diangkut dari sana melalui Provinsi Hatay (Öncüpinar perbatasan) ke Aleppo dan Idlib di Suriah menggunakan kendaraan milik IHH, İmkander dan Öncü Nesil dengan pendaftaran Turki berikut: 33 SU 317, 06 DY 7807, 33 SU 540, 33 SU 960, 42 GL 074 dan 31 R 5487. Sampai di Suriah, senjata dan amunisi, serta bahan makanan itu didistribusikan ke kelompok pemberontak  dan unit Jabhat al-nusra. (Baca juga: Pasukan Suriah Hancurkan Konvoi Pasokan Senjata Teroris Dari Turki)

Pada tanggal 15 September 2014, perwakilan dari IHH membawa persediaan senjata dan obat-obatan dari Bursa melalui perbatasan Ceylanpınar (kabupaten Reyhanlı) dengan menggunakan kendaraan diberikan kepada kelompok ISIS di Suriah. Pengiriman ini diikuti dan dikawal melalui Turki oleh sebuah kendaraan yang membawa personil MIT (Badan Intelijen Turki).

Kerjasama IHR dengan IHH

Yang lebih menyedihkan lagi, bantuan-bantaun yang dikumpulkan dari masyarakat muslim Indonesia yang dikelolah oleh lembaga dakwa wahabi, yayasan, situs-situs, serta radio milik mereka, yang digalang dengan drama air mata anak-anak Suriah, propaganda pembantaian, permerkosaan dan lainnya, ternyata disalurkan ke lembaga kemanusiaan IHH yang berbasis di Turki.

Pada Jumat, 19 Ramadhan 1437 (24/06/2016), Indonesian Humanitarian Relief (IHR) diresmikan di Aula Ar-Rahman Qur’an Learning (AQL) Center, Tebet, Jakarta. Bachtiar Nasir selaku Direktur IHR menjelaskan bahwa dalam penyaluran misi kemanusiaan tersebut, IHR bekerjasama dengan Insani Yardim Vakfi (IHH), lembaga kemanusiaan internasional terbesar asal Turki, mengutip laporan Republika pada Sabtu, 25 Juni 2016. (Baca juga: IHR Salurkan Bantuan Muslim Indonesia ke Teroris Suriah : Video)

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Situs radio Rodja, pada  Kamis, 11 Ramadhan 1437/16 Juni 2016, melaporkan bantuan yang telah mereka kirim melalui Turki senilai 1,12 milyar, dan berakhir di tangan kelompok teroris Free Syirian Army (pasukan pembebasan Suriah), yang memberontak melawan pasukan pemerintah. Free Syirian Army atau yang dikenal dengan FSA juga telah banyak melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap warga sipil. Teroris FSA merupakan kelompok bentukan Turki, yang dilatih dan didanai oleh Ankara. (Klik: Laporan bantuan kemanusiaan rodja)

Situs Rodja dalam laporannya juga melampirkan gambar-gambar penyaluran sumbangan dari muslim Indonesia ke FSA, sebagaimana terlihat dalam gambar-gambar itu bendera FSA (Free Syirian Army). Selain itu, beberapa laki-laki yang berdiri dekat tumpukan sembako, terlihat memakai seragam pasukan Free Syirian Army. (Baca juga: Turki dan Amerika Bentengi Teroris di Suriah dan Irak)

Sekali lagi, ini bukti bahwa sumbangan dari masyarakat muslim Indonesia yang selama ini dikelolah oleh Rodja atau situs-situs dan lembaga wahabi lainnya, disalurkan untuk teroris bukan rakyat Suriah seperti yang selama ini mereka pakai untuk menarik simpati masyarakat. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca