arrahmahnews

Gus Muwafiq Tak Hina Nabi, Ulama Wahabi Hina Nabi Kalian Diam

JAKARTA – Ceramah KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq  mendapat sorotan dari kalangan netizen setelah dianggap menghina Nabi Muhammad.

Dalam potongan ceramahnya, Gus Muwafiq mengisahkan tentang kelahiran Nabi Muhammad dan kehidupannya di masa kecil. Ia menyebut Nabi lahir biasa saja. Sebab jika terlihat bersinar maka ketahuan oleh bala tentara Abrahah.

Muwafiq dalam ceramahnya juga menyebut Nabi saat kecil rembes karena ikut kakeknya. Pernyataan ini menuai kritikan karena dianggap menghina Nabi Muhammad.

BacaWahabisme Lebih Berbahaya dari Komunisme dan PKI

Gus Muwafiq kemudian menyampaikan klarifikasi lewat video berdurasi 2 menit 29 detik itu, Gus Muwafiq tampak mengenakan peci hitam dan baju putih.

Benarkah Gus Muwafiq menghina Nabi Saw?

Sebenarnya apa yang beliau sampaikan bukanlah kesalahan yang bersifat prinsip, dan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa yang kurang pas, meski secara substansi bukanlah sebuah kesalahan.

Masalah Nur Muhammad memang bukanlah cahaya fisik seperti sinar matahari bulan atau bahkan lampu.

Al-Quran dalam mensifati Allah juga mengatakan:

نور السموات و الارض

“Allah adalah cahaya langit dan bumi”.

Tentu yang dimaksud nur di sini bukanlah cahaya yang bersifat materi. Tidak ada yang bisa menjelaskan atau memahami cahaya nabi itu seperti apa, karena memang sangat agung dan tak terselami.

Siapa yang bisa menjelaskan tentang maksud nur Muhammad sebagai ciptaan pertama? Apakah cahayanya bersifat fisik dan materi, lalu seterang apa, apa kayak matahari, bulan, bintang dll???

Ini semua bukan masalah sederhana. Dan orang yang asal cuap-cuap tanpa ilmu tentang nur Muhammad, isinya tidak lebih dari dugaan dan reka-reka belaka.

Nabi itu hebat bukan karena cahaya fisiknya. Namun karena cahaya akhlak, kebenaran, keadilan, kebijaksanaan dan berbagai keutamaan beliau Saw. Nabi itu jauh lebih mulia dari segala mahluk selain Allah.

BacaWahabisme Ideologi Horor

Namun pertanyaannya, apakah cahaya fisik beliau lebih terang dari matahari???

Tidak ada yang mengingkari pancaran cahaya wajah nabi, namun jangan kemudian disamakan dengan cahaya yang bersifat materi dan fisik. Karena kemuliaan Rasul saw secara substansial adalah pada ketinggian budi pekerti serta perilakunya yang sangat mulia.

Masalah kedua yang beliau lontarkan bahwa ‘Nabi saat kecil rembes’, menurut hemat penulis bahwa ini hanya berupa kesalahan bahasa saja, dan secara subtansial bukan kesalahan.

Masalah nabi sakit adalah sesuatu yang alami dan wajar karena nabi juga manusia biasa, sebagaimana al-Quran menyatakan hal itu.

Nabi sakit panas, pilek, flu dan lain-lain  atau nabi bersin itu manusiawi dan sama sekali tidak mengusik keagungan dan kemuliaan beliau Saw.

Apakah bila Rasul Saw sakit flu, itu dianggap sebagai kekurangan bagi beliau saw???

Oleh karena itu, penulis setuju bahwa bahasa yang beliau pakai kurang pas dan beliau sdh minta maaf.

Bagimana dengan Pemahaman Wahabi?

Ulama wahabi dalam memahami ayat, “Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi” mengartikan cahaya sebagai fisikal dan material tak ubahnya mereka menafsirkan ayat yadullah fauqo aidihim yang berarti Allah punya tangan fisikal.

Lucu dan menggelikan!

Dalam riwayat juga dikatakan bahwa Nur Muhammad sebagai ciptaan pertama juga mungkin ditafsirkan sebagai cahaya fisik dan materi oleh sebagian yang tidak mengerti.

Bukti bahwa cahaya wajah Rasul saw itu bukan bersifat materi adalah bahwa saking sederhananya beliau, maka ketika beliau duduk bersama umatnya, orang yang tidak kenal beliau, tidak bisa memahami mana di antara mereka yang seorang nabi.

BacaNinoy Karundeng: Pak Jokowi! Wahabi, Khilafah, Islam Radikal di Sekolah & Kampus Ancam NKRI

Pujian Thala’al badru oleh yang tidak mengerti mungkin diartikan bahwa cahaya wajah Rasul Saw seperti bulan purnama.

Rasul Saw jauh lebih mulia dari bulan dan matahari bahkan seluruh mahluk Allah. Namun bukan berarti wajah beliau bersinar layaknya matahari dan bulan.

Gus Muwafiq dalam klarifikasinya, tidak mengingkari Nur Muhammad. Namun beliau berpandangan bahwa cahaya itu bukanlah cahaya yang bersifat fisikal dan material.

Penghinaan Tokoh Wahabi terhadap Nabi Saw

Tokoh-tokoh Wahabi Salafy tak henti – hentinya melakukan tuduhan & fitnahan, bukan hanya kepada muslim yang berbeda metode pemahaman, bahkan juga kepada Rasulullah Saw sendiri.

Seperti ustad Somad dalam salah satu ceramahnya pernah mengatakan bahwa Nabi tidak bisa mewujudkan rahmatal lil alamiin. Anehnya, gerombolan wahabi pengasong khilafah ini diam seribu bahasa. Ketika netizen mengecam pernyataan Abdul Somad, mereka justru membela ustad yang telah menghina Nabi, bahkan MUI pun pasang badan.

Bukankah turunnya wahyu itu sudah bagian dari rahmat Allah yang diberikan kepada Nabi untuk orang-orang yang beriman? Bukan kah Al-Qur’an yang dibawa Nabi itu juga sebagai rahmatan lil ‘aalamiin? Bukankah ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul itu juga sudah sebagai rahmatan lil ‘aalamiin? Bukankah wujud Muhammad itu sendiri adalah rahmat bagi alam semesta, kalau bukan karena maka alam semesta ini tidak akan tercipta?

Nabi semasa hidupnya selalu merangkul dan mengasihi semua umat, bahkan terhadap yang menghina dan mencacinya sekalipun. Termasuk dengan alam dan binatang, Nabi selalu mengajarkan kasih sayang. Nabi diutus Allah SWT untuk menjadi rahamat bagi semesta alam, dan di manapun Nabi berada, akan selalu menjadi rahmatan lil ‘aalamiin.

Jagat dunia maya juga pernah diramaikan dengan vidio ceramah kontroversial ustadz Wahabi, Evie Effendi. Dalam sebuah ceramah tentang maulid, ustadz yang memiliki jamaah anak muda tersebut mengatakan bahwa maulid Nabi Muhammad memeringati sesatnya Nabi Muhammad. Karena menurutnya, Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan sesat.

Evie berpendapat bahwa hal itu mengacu pada Q.S. ad-Dhuha ayat 7, yang berbunyi:

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ

Kata dhallan dalam ayat tersebut diartikan sesat oleh Evie . Evie juga menuturkan bahwa Nabi Muhammad juga termasuk dalam kategori ini. Maka dari itu, menurutnya, jika ada yang memeringati Maulid Nabi, maka yang diperingati adalah sesatnya Nabi SAW.

Berbeda dengan Evie, Terjemahan Al-Quran Kemenag lebih memilih diksi “bingung” dari pada diksi “sesat”. Tentu penjelasannya lebih panjang jika merujuk beberapa kitab tafsir otoritatif.

Di sisi lain, terjemahan Evie ini juga bertentangan dengan hadis Rasul yang menyebutkan bahwa seluruh manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Kebodohan ustad gaul ini lagi-lagi dibela oleh gerombolan Wahabi, padahal jelas-jelas dia telah menistakan Nabi besar Muhammad Saw.

Dedengkot Wahabi, Khalid Basalamah juga berulang kali menyebut ayah dan ibu Nabi Saw mati kafir dan di neraka.

Fatwa ini di ungkapkan pada suatu pengajian yang diunggah ke youtube oleh Khalid Basalamah yang dipublikasikan pada http://www.youtube.com/watch?v=4FIZCE3Tmx8

Dalam video tanya-jawab tersebut, Khalid Basalamah berulang kali menyebutkan “ulama hadits”. Padahal ulama yang berhak melakukan ijtihad dan istinbat (menetapkan hukum perkara) atau ulama yang berhak untuk menggali hukum dari Al Qur’an dan as Sunnah (Hadits) adalah para fuqaha (ahli fiqih) bukan ulama hadits (ahli hadits).

Baca: Menolak Tuduhan Khalid Basalamah Bahwa “Orang Tua Nabi Kafir”.

Ada banyak penghinaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Wahabi, namun tampaknya apa yang dilakukan oleh ulama mereka sah-sah saja. Sementara, kelompok-kelompok yang berbeda pemahaman dengan mereka akan divonis penista, penghina dan harus didemo berjilid-jilid.

Muktamar Ulama AhlusSunnah Wal Jamaah sedunia yang digelar di Chechnya, menolak dan mengeluarkan sekte Wahabi Salafi bentukan Saudi Arabia dari AhlusSunnah Wal Jamaah. Kenapa ini terjadi?

Salah satu kutipan dari 11 rekomendasi yang dikeluarkan muktamar menyebutkan bahwa muslim AhlusSunnah adalah mazhab Asyairah dan Maturidiyyah dan mengeluarkan sekte Wahabi dari kelompok Islam Sunni.

Shaikh al-Azhar menyebut kelompok Takfiri Wahabi telah menyebarkan berbagai penyakit dan cacat moral serta kebebasan yang kacau dalam menguasai Timur Tengah. “Kelompok-kelompok Takfiri melakukan tindakan tercela yang tidak ada kaitannya dengan AhlusSunnah Wal Jamaah,” tandasnya.

Wahabi menisbatkan dirinya kepada sunnah untuk menyebarkan kedengkian dan kebencian. Dalam pandangan Seikh, ucapan pengafiran Wahabi menjadi sebab utama pertumpahan darah dan saling bunuh antar sesama kaum muslim dengan dalih berjihad melawan orang-orang kafir. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca