Analisa

Kenapa ISIS Akui Serangan di Indonesia dan Tidak di Turki?

16 Januari 2016

ANKARA, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut sebuah surat kabar Arab, serangan teroris baru-baru ini di Turki dan Indonesia telah mempengaruhi prediksi tentang masa depan ISIS.

Serangan-Teroris-di-Turki-dan-Indonesia000

Situs Raialyoum dalam cacatannya tentang serangan di Istanbul dan Jakarta menulis, 48 Jam setelah serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh warga negara Suriah kelahiran Saudi di tempat bersejarah Sultanahmet Square, Istanbul. Setidaknya serangan itu menewaskan 10 wisatawan Jerman dan 15 orang lainnya luka-luka. Sementara itu, 5 orang teroris melakukan serangkaian serangan di ibukota Jakarta.

Poin penting yang perlu diperhatikan, setelah peristiwa serangan teroris di Jakarta, ISIS langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, ISIS tidak menguarkan pernyataan sedikit pun tentang serangan di Turki. Bahkan dalam serangan-serangan teroris beberapa bulan lalu di Turki, seperti serangan di stasiun metro Ankara dan serangan saat demo Partai Demokratik Turki (oposisi), ISIS tidak sama sekali mengeluarkan pernyataan bertanggung jawab.

Jika kita kaji lebih dalam tentang berbagai serangan teroris di Turki, maka kita tidak akan mendapati klaim ISIS bertanggung jawab atas semua serangan itu. Meskipun Ahmet Davutoğlu, Perdana Menteri Turki selalu menuding ISIS sebagai pelaku serangan tersebut.

Fenomena ini harus dipecahkan. Jika pelaku peledakan ini bukan ISIS, maka siapa yang mampu melakukan serangan itu? Jika Partai Buruh Kurdistan, yang sedang berperang dengan pemerintah Turki adalah pelaku teror tersebut, kenapa pemerintah Turki tidak menuding Partai itu sebagai pelaku?

Yang lebih menakjubkan, pernyataan Davutoğlu yang menyatakan artileri Turki telah menarget 500 persembunyian ISIS di Suriah dan Irak, dan sekitar 200 terori tewas dalam serangan itu. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Turki dan ISIS telah hancur, dan Turki telah ikut dalam koalisi internasional pimpinan AS dalam melenyapkan ISIS.

Jika serangan 500 artileri yang menyebabkan tewasnya 200 teroris ISIS benar adanya, maka kelompok teroris ISIS tidak akan tinggal diam, dan untuk membalas dendam atas serangan Turki, mereka akan mengumumkan perang dengan Turki. Atau mungkin saja pernyataan PM Turki bohong belaka. Atau ISIS ingin menggunakan sel-sel teroris yang ada di Turki untuk melakukan serangan lebih besar lagi dari serangan sebelumnya di Sultanahmet Square, sebagai jawaban atas 500 serangan artileri Turki.

Dua serangan teror di Turki dan Indonesia, dan berbarengan dengan serangan di daerah minyak Timur Libya, serta keberhasilan teroris menguasai kota Tikrit, menunjukkan bahwa kelompok teroris ISIS yang berada di ujung tanduk dan dalam kekalahan besar di Irak dan Suriah, ingin mengatakan bahwa mereka masih kuat dan eksis.

Jelas kelompok teroris ISIS sedang menggunakan strategi baru, yakni memberikan perhatian utama dalam perluasan daerah kekuasaan dengan melakukan serangan di berbagai negara Arab dan Islam.

Serangan teror di Jakarta polanya sama dengan serangan di Paris, yakni simpatisan-simpatisan yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak, melakukan serangan tersebut selepas mereka kembali. Ini merupakan peringatan besar buat Indonesia, karena diduga ada 700 lebih warga negara Indonesia yang telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan organisasi teroris itu. Tentu mereka telah memiliki keahlian dan keterampilan militer. [ARN/AU/alalam]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca