Arrahmahnews.com, IRAN – Komandan Pasukan Quds elit Iran, Qassem Soleimani, membuka diri mengenai perannya di Libanon selama perang Israel-Hizbullah 2006, dalam wawancara langka yang disiarkan pada Hari Selasa (01/10) di televisi pemerintah Iran.
Wawancara 90 menit itu adalah wawancara pertama sang Jenderal Bayangan dalam sebuah acara televisi, seorang komandan tertinggi cabang Pengawal Revolusi yang menjalankan operasi asing.
Soleimani mengatakan bahwa ia berada di Libanon hampir di seluruh durasi perang 33 hari, dimana ia memasuki negara itu dari Suriah bersama Imad Moughnieh, seorang komandan gerakan Hizbullah yang dibunuh Israel pada tahun 2008.
Baca: Jenderal Bayangan Iran: IRGC Hancurkan Kesombongan Militer AS di Depan Mata Dunia
Kecuali misi satu hari kembali ke Iran, yaitu satu minggu setelah dimulainya perang, untuk melapor kepada pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan kembali dengan pesan untuk kepala Hizbullah Hassan Nasrallah, Soleimani mengatakan ia tetap di Libanon untuk mengawasi jalannya pertempuran.
Ia juga menceritakan bagaimana, di bawah pemboman besar-besaran Israel atas markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, ia dan Moughnieh mengevakuasi Nasrallah dari “ruang operasi” di mana mereka berada.
Baca: Jendral Soleimani: Pertemuan Ayatullah Khamenei dan Bashar Assad adalah Perayaan Kemenangan
Menurut catatannya, setelah mengantar Nasrallah ke tempat yang aman, dirinya dan Moughnieh kembali ke pusat komando.
Siaran wawancara, yang dilakukan oleh kantor Khamenei itu dirilis beberapa hari setelah menerbitkan foto yang menunjukkan Sayyed Hassan Nasrallah di sebelah Ayatullah Khamenei dan Jenderal Soleimani, dalam sebuah pertemuan baru-baru ini antara ketiganya di Teheran. (ARN)