Arab Saudi

Prancis Kecam Perang Kotor Saudi-UEA di Yaman, Tapi Tetap Jual Senjata

Arrahmahnews.com, PARIS – Perancis mendesak Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk menghentikan “perang kotor” mereka di Yaman, tetapi mengatakan, pada saat yang sama, bahwa mereka akan melanjutkan penjualan senjata kontroversialnya ke negara-negara Teluk Persia tersebut.

“Ya, ini perang kotor, ya harus dihentikan, Arab Saudi dan Emirates harus mengentikan pertempuran itu,” ujar Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian kepada radio France Inter pada hari Selasa (28/05).

“Ya, kita harus sangat waspada dengan penjualan senjata ke kedua negara ini, yang sedang kita lakukan,” katanya lebih lanjut.

Baca: Agresi Saudi di Yaman Dijalankan dengan Senjata Inggris, Prancis dan AS

Prancis adalah salah satu pengekspor senjata utama ke Riyadh dan Abu Dhabi, dua anggota kunci koalisi yang berperang di Yaman sejak Maret 2015. Puluhan ribu orang bahkan ratusan ribu dilaporkan telah tewas sejak awal perang, yang awalnya ditujukan untuk mengembalikan mantan presiden Yaman, yang telah mengundurkan diri dan lari ke kerajaan Arab Saudi.

Namun Paris menolak tuduhan senjata yang mereka jual digunakan untuk menyerang warga sipil di negara paling miskin di dunia Arab itu. Mereka bersikeras bahwa senjata yang mereka jual adalah untuk melayani “pertahanan diri.”

Bulan lalu, Disclose, sebuah situs web reportase investigasi, menerbitkan temuan-temuan dari catatan rahasia militer Prancis yang mengatakan senjata-senjata Perancis sebenarnya telah digunakan dalam perang itu.

AFP melaporkan bahwa tiga wartawan Disclose itu kemudian dituntut oleh badan intelijen domestik Prancis, sebuah langkah yang menuai protes dari para pembela kebebasan pers.

Baca: Aktivis Prancis Demo Cegah Pengiriman Senjata ke Arab Saudi

Disclose juga melaporkan rencana untuk memuat senjata ke dua kapal berbendera Saudi yang berlabuh di Perancis.

Tekanan yang dihasilkan dari pengungkapan pertama, yang datang lebih awal pada bulan Mei, mendorong Riyadh untuk memutuskan untuk tidak memuat kargo tersebut.

Kemudian, whistleblower mengatakan bahwa kapal kargo Arab Saudi lainnya dijadwalkan tiba di selatan Prancis pada hari Selasa untuk mengambil amunisi untuk meriam Caesar Prancis.
Kargo itu, katanya, akan dimuat di pelabuhan Mediterania Fos-sur-Mer, dekat Marseille.

“Saya mengetahui tentang kedatangan kapal kargo Bahri Tabuk dalam waktu dekat pagi ini,” lapor kantor berita Prancis mengutip Pierre Dharreville, seorang anggota parlemen untuk wilayah Fos-sur-Mer, kepada wartawan, dan menyerukan “moratorium” pengiriman senjata ke Arab Saudi.

Bagaimanapun, juru bicara gerakan Yaman Houthi Ansarullah, yang telah membela negara itu terhadap invasi yang dipimpin Arab Saudi, menyambut baik pernyataan Le Drian, jaringan televisi Libanon al-Manar melaporkan.

Sebagaimana komentar kelompok-kelompok hak asasi manusia, ia juga mengatakan bahwa Paris harus menyampaikan kata-kata tentang perang yang dipimpin Saudi ini ke dalam tindakan nyata dengan menghentikan penjualan senjata ke rezim Saudi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca